TENTANG PERSELINGKUHAN ITU (2)
TENTANG PERSELINGKUHAN ITU (2)
Tung Widut
Tiba-tiba dari arah pintu gerbang masuk
sebuah sebuah sedan Toyota Sedan All New Camry. Nila mematung di teras
rumah sambil memandangi mobil itu. Sesaat setelah mobil berhenti seorang
wanita ke luar. Wanita cantik dengan hijab merah maron. Baju yang dikenakan
cukup sederhana. Gaun bergaris dengan warna senada. Kacamata hitam yang
di pakai suguh pantas. Pastilah mahal harganya.
"Kamu Nila."
"Iya." Jawab Nila sambil mengikuti
wanita itu menuju ruang tamu.
"Sebentar." Kata wanita itu sembari
ngeloyor masuk ke subuah kamar.
Nila duduk menunggu di ruang tamu.
Matanya berkelana mulai dari atap ruang tamu
yang dimodif dengan berbagai ornamen. Hiasan dinding dan barang-barang lain
yang super mewah.
"Nila. Kamu akan meminta uangku? Kamu
itu salah Nil. Aku tak pernah membawa uang sepersenpun dari arisan hari raya di
PKK itu. Kenapa sih semua orang binggung neleponi aku. WAlah, SMSlah. Orang
desa kalau mau lihat duit seratus aja kayak satu milyar."
"Mbak. Tapi saya butuh uang itu. Anakku sudah
mulai kuliah."
"Aku kan sudah bilang. Aku nggak bawa."
Suara Uma mulai meninggi. Tanpa sebab ucapan Nila yang perlahan seakan
petir banginya.
"Tapi kata bu carik arisan itu kamu yang bawa.
Lalu kau pindah ke sini secara tiba-tiba."
"Justru aku pindah ke sini karena aku nggak
pakai uang itu."
"Mbak Uma kita teman dari kecil."
"Clar."
Tiba-tiba perepuan yang dipanggilnya Uma melempar
gelas. Lemparan tepat di lantai depan Nila. Dia sambil berteriak-teriak mencaci
Nila.
"Hai ....bagaimana Nil. Kamu
bagaimana." Tanya Prasojo kepada Nila. Dia sangat mengkawatirkan temanya
itu.
"Mbak bicara baik-baik jangan seperti ini.
Dirundingkan."
"Oh ternyata kamu bawa pacar. Ku kira kau
orang lugu, jujur, baik. Ngaku teman kecil. Ternyata ke sini hanya menuduh
tanpa bukti. Bawa selingkuhan lagi. Nggak tahu malu."
"Prak."
Kembali Uma melempar arah depan Nila dan
Pras.
"Hati-hati kau denganku. Jangan kau
sampai urusan dengan hukum." Kata Pras sambil menunjukan sesuatu dari
dalam dompetnya. Segera dibimbingnya Nila ke luar rumah. Selama berjalan ke
mobil masih terdengar teriakan Uma mencaci maki Nila.
Komentar
Posting Komentar