Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Untung Sang Tuan

Gambar
Untuk Sang Tuan Tung Widut Mekar kupersembahkan Kepada sang tuang Setiap hari menyapa Setiap hari perhatian Setiap hari menyiram Setiap hari berharap Akar bernyanyi Daun melambai Bunga terurai Untuk tuan Sebagai imbalan Tanpa bersolek Tanpa memoles Indahku apa adanya Indahku aslinya Indahku hak yang ku punya

Bias Rindu

Gambar
Bias Rindu Tung Widut Menunggu Dalam sepi Sendiri Rindu datang Hanya rembulan Mebiaskan cahaya Menyamarkan rindu Ketika tak mampu Air mata Doa sebagai akhir

MENEMUKAN BENTUK UNIK DARI PUISI SAPARDI

Gambar
  MENEMUKAN BENTUK UNIK DARI PUISI SAPARDI   Judul buku                            : MASIH INGATKAH KAU JALAN PULANG  Karangan                                  : Sapardi Djoko Damono dan Rintik Sedu Penerbit                                    : PT Gramedia Pustaka Utama  Jalan gedung Kompas Gramedia Blok 1 lantai 5 Jalan Palmerah Barat 29-33 Jakarta 10270  Editor                                       :  Mirna Yulistianti  Desain sampul dan ilustrasi     : Rintik Sedu Penerbit                                   :  PT Gramedia Pustaka utama anggota ikapi Jakarta tahun 2020   Kali ini meresensi buku berjudul Masih Ingatkah Jalan Pulang karya Sapardi Djoko Damono dan Rintik Sendu. Buku dengan tebal 104 halaman.   Kolaborasi dua  penulis antara  Sapardi Djoko Damono  dan Rintik  Sedu. Proses penulisan,   Sapardi Djoko Damono  mendengarkan Rintik Sedu bercerita. Cerita antara  perempuan dan laki-laki. Sedangkan Rintik Sedu menulis cerita Rintik Sedu.  Menulis semua yang didengarkan, menjadi s

MemujaMu

Gambar
 Memuja Mu Tung Widut Aku tak henti memujamu Kesempurnaan alam atas titah Mu Aku selalu memujamu Memberi nafas dalam hidupku Kau beri sinar pagi  Hangat dalam jiwa Kau beri terik siang Semang atkan bekerja Kau beri redup sinar sore Untuk mengngat pulang Kau beri petang menjelang Menyatakan nama yang paling terkenang Kau beri malam Tidur semakin tenang Terjalnya jalan Kau beri arah Gelapnya langkah Kau beri sinar Susahnya hati Kau beri senang Tangis pilu Kau bayar tawa Hanya pada Mu aku meminta Hanya apda Mu aku memohon Hanya keapda Mu aku serahkan hidup

Bidadarimu

Gambar
  Bidadari mu Tung Widut Melihat tanpa hati Bidadari yang sanjung Setunggi langit sap tujuh Sebegitu istimewa Mata  terhalang rasa cinta Hatipun buta dibuatnya Bidadari di hatimu Tak usah kau bumbu   ramuan hambar Secangkir sinar matahari Pada siang hari Kepul kopi dibawah sinar rembulan Redup tak terkatakan Biar kaca yang menilai Harus buram  Biar bidadari Apa adanya

Kesederhanaan

Gambar
  Kesederhanaan Tung Widut Dari sebuah warung kecil Berpintu kaca  Terinspirasi kebersihan mall Harum sedap aroma kacang Di atas lemper Gemulai tahan tangguh dari bidadari tua Dengan senyum ramah  ala kata jawa Ramuan sedang memenuhi ruang Sayur hijau dengan irisan mentimun Berpadu dalam pincuk Meja tertata jamu tradisional Toples kerupuk beraneka Dari pojok jalan desa Warung sederhana

Wajah Lesu

Gambar
 Wajah-wajah Lesu Tung Widut Wajah tanpa senyum Ke luar kelas   Langkah gontai tak segaris Di atas teras sekolah Hiruk pikuk sang pejar Riang dengan gelak tawa Menyambut jam pulang sekolah Sepatu yang enggan menyapa Menapaki rerunputan tanpa suara Sapa lirih tak terjawab Wajah pasi Alis mengkerut Tak peduli

00:00

Gambar
 00.00  Tung Widut Dunia menantimu  Satu waktu Terdiam menunggu Hilang angka dalam detik Semua bersorak Terompet menggema Kembang api meluncur Meletus bagai perang dunia Menyalakan malam gelap Melenyapkan bintang Sorak gembira gegap gempita Ini malam istimewa Malam berakhirnya beribu perjuangan Melepas rasa kecewa Menyimpan rapat kesedihan Mengumbar ketidak puasan Agar esok siap memasuki medan laga Di tahun 2023