TENTANG PERSELINGKUHAN ITU (6)

 

TENTANG PERSELINGKUHAN ITU 6


TENTANG PERSELINGKUHAN ITU (6)

Tung Widut

Doa-doa lainpun terucap dari bibir Nila.

 Dia segera mengambil wudlu dan sholat subuh.  Setelah itu dia aktifitas seperti biasanya. Siap  

 memakai seragap khas TK Aminah  tempat dia kerja. Seragam yang sudah samar warnanya. Maklum dua tahun sudah seragam itu di pakainya. Belum lagi membeli karena masih ada kebutuhan lain yang lebih penting. Tas bututnya diambilnya dari atas meja. Berderinhlah Hp yang ada di dalamnya.

Oh ternyata hanya pesan WA.

" Mbak Nila di tunggu ibu di rumah. Mbak sebelum ke TK ke rumah dulu." Bunyi sebuah pesan dari Salma putri bu nyai.

Hati Nila pun gusar. Bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.  Semua itu diabakan. Motor bututnya langsung menuju ke rumah bu nyai.

"Nila. Apa kamu hendak bersuami lagi?" Tutur kata bu Nyai.  Beliau yang mempunyai Yayasan TK Aminah. Pertanyaan halus itu dibalas dengan gelengan kepala pelan.

"Kamu kemarin ke Surabaya?"

Lagi-lagi hanya di jawab anggukan. 

"Menemui seseorang?"

Lagi-lagi hanya sebuah anggukan.

"Kalau kau ingin menikah lagi bukan caranya seperti itu. Kau tak harus mendatangi lelaki. Apalagi dia beristri. Tabu nak. Dosa itu. Menggangu suami orang."

"Maksud ibu?"

" Maksudku, kau wanita baik-baik. Kalau kau pingin suami. Kami para orang tua carikan. Yang agamanya bagus, sopan, dan bukan suami orang. Kasihan nama baik keluargamu tercoreng kalau sudah begini."

Nila hanya diam. Dia sangat bingung dengan arah pembicaraan bu nyainya itu. Dan dia tak mau gegabah menghadapi masalah yang dihadapi. Apalagi yang berbicara bu Nyai. Jangan sampai  terkesan menentang. 

"Begini, tadi malam beberapa wali murid TK datang ke sini. Menyatakan kalau anak-anaknya tidak boleh diajar oleh orang yang menjalin hubungan dengan suami orang....."

"Maksud ibu saya tidak boleh mengajar lagi ?"

"Maafkan ibu, saya cuma tidak mau sekolah kita yang mulai maju terganggu lagi."

Maksud hati Nila akan menjelaskan  kesalah pahaman. Tapi keburu bu nyai segera menutup pembicaraan.

Siangnya setelah semua murid TK pulang. Nila dipanggil kepala sekolah.  Di sebuah ruang kelas sederhana. Tempat yang setiap hari dia gunakan untuk bernyanyi dengan anak-anak. Yang duduk di ruang itu berlima dengan guru lain. Suasana tegang telihat diantara mereka.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja

Setangkai Mawar Kuning