Merajut Mimpi


 Ketika Malam

Tung Widut

Purnama lama tak jumpa
Berdiam dalam peraduan berselimut mendung
Hujan yang menghela tak jua mampu menyibak
Kelabu bertambah malam
Pekat terasa

Denting air di genting rumah
Terus tak terjeda  dalam  nyenyak
Melelapkan bantal yang kian jauh bermimpi
Tidak jua berkhayal tetang hari esok

Burung malam menyelinap antara dedaunan
Kemelontang buah jatuh dianggap mantra menyeteru
Sunyi hening tak bersahut
Menggelepar pergi

Fthttps://m.kumparan.com/




Sementara

Tung Widut


Langit bersisik awan

Biru membentang 

Memancarkan  keindahan


Tat kala petir secara tiba-tiba

Semua jadi gelap diambang kelabu

Tak hanya rasa malu dan ngilu

Sesak dengan tetesan berjuta bulir

Terhempas di tebing berbatu

Tak sekali


Kini datang lagi badai air

Memporandakan kesetiaan yang terjaga keheranan

Rahwana berubah menjadi anoman

Animan pun hengkag dari cerita   membuat bimbang




Negara Putih

Tung Widut




Berita dari jauh

Tetang negara kincir angin yang di selimuti kapas

Rasa dingin terpancar dari helai foto

Pada sebuah layar



Ku tutup mata untuk merasakan

Menggigil  badan dalam balutan berlembar pakaian

Menikmati bulir kapas yang perlahan jatuh

Dari  cendela kaca selebar layar




Titik demi titik jatuh di atas dahan

Terseyum sambil melambai

Mengajak bercekerama yang sebenarnya


Andaikan aku bisa mengoyak hamparan kasur putih

Dengan kaki-kakiku

Mungkin itu sebuah surga dunia

Hanya hadir dalam mimpiku



Tak pernah berniat membuka mata

Tak mau mimpi pergi begitu saja

Dan harus menerima

Ini kehidupan nyata

Tanpa salju


#pingineruhsalju




Menjelang Malam

Tung Widut




Gerimis menelan senja di ufuk barat

Burung kecil meliuk antara tetesan air

Menyergap mangsa lalu menggelepar

Sayap yang di bentangkan   mengincar mangsa




Perlahan satu persatu hilang dari pandangan

Pulang ke sarang yang tak tahu dimana 

Hanya gelap yang ditinggalkan


Adan menyerukan kebesaran

Atas nama Tuhan mengajak berkumpul

Berdoa dengan meminta segala keinginan

Disertai kesabaran dari sebuah keajaiban 



Kala burung tertidur lelap

Mendengarkan lantunan suci dari sebuah kitab

Dari bibir yang mendekan diri padaNya

Mengais ilmu antara Mahgrib dan isya'




Ungu

Tung Widut




Kesegaran di awal hari

Yang bisa dinikmati ketika  matahari terbuka

Bersama  senyum yang paling menawan

Mata henyka terhibur


Kesempurnaan warna

Menyatu dalam alam hijau

Menghiasi sisi taman sekolah

Menemani mereka belajar 


Warna pilihan menawan

Dari semua bunga yang ada

Ungu telah mencuri perhatian

Dari sejuta mata penghapus kejenuhan



Serumpun meraja

Dari tangkai lemah bergoyang tertiup semilir angin

Decak kagum dan sanjungan terucap

Dari bibir sebagai ungkapan jiwa





Berteman Hujan

Tung Widut


Gemericik memanggil sang katak

Berdendang dengan lantunan dingin

Memasung hati yang sedang rindu

Berada di atas kasur empuk


Benamkan rasa bersama guling hangat

Tak senadapun diam tak  bergeming

Dari kesendirian nyanyian katak

Memanggil untuk becekeram


Lonceng angin terdengar

Hawa yang semakin menyusup dalam tulang

Hanya sebuah kedipan yang kemudian sirna

Sampai pagi




Daun Kering
Tung Widut

Korban meranggas di musim hujan
Laun kuning jingga dan kecoklatan
Angin meniup lirih

Mendesiskan udara yang menangis karena mendung menyerang
Membawa pekat air di angkasa
Siap menyerang dengan peluru dingin
Membasahi  tanah lembab dan menggenang
Permukaan kedinginan
Akar pun hanyut hilang terbawa
Pepohonan layu
Ranting melemas tak berdaya

Dan
Dedaunan melayang kala angin membelai sendu
Menggelepar seirama sang bayu
Membawanya menjauh  melayang
Dari tempat semula

https://www.wallpaperbetter.com/id/search?q=coklat+daun+kering

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja

Setangkai Mawar Kuning