TENTANG PERSELINGKUHAN ITU 8

 


TENTANG PERSELINGKUHAN ITU 8

Tung Widut

            Sang ibupun sudah tak bisa berkata- kata. Rasa hatinya seperti teriris sembilu. Perih melihat anak semata wayangnya yang hidup sendirian. Suami yang memberikan satu anak meninggalkannya merantau tanpa kabar.  Dipeluknya Nila yang sedang sesegukan. Memang selama ini tak pernah ada niat yang terlihat dari anaknya itu melakukan hal yang tak baik. Kehidupannya setiap hari hanya itu dan itu. Mengajar di TK dan siangnya menjahit. Sore hari mengajari anak-anak ngaji di madrasah. Semua itu dilakukan sambil mengurus satu anaknya yang sekarang sudah SMA. 

Tiba-tiba terdengar suara sepeda motor di halaman rumah.

            "Awsalamualaikum. Mbak Nila. Mbak Nila." Terdengar suara sesorang memanggil             namanya.

Nila segera menyeka air matanya.

            "Waalaikumsalam. Ya siapa," Ibunya Nila menyambut salam dari dalam rumah. Kemudian menyambutnya ke pintu ruang tamu. Nila menyusul di belakang ibunya.

            "Mbak Nila disuruh ke rumah pak lurah. Di tunggu sekarang, " Kata Joni  sang tamu lalu berpamitan.

            Nila segera ganti baju dan berakat menuju rumah pak lurah. Sesampai di rumah  pak Lurah kembali hatinya dak dik duk. Halaman depan rumah pak lurah yang cukup luas terparkir sekitar sepuluh sepeda motor dan beberapa mobil berplat L.  Hati Nila semakin gemetar tatkala dia membaca sebuah mobil  mitsubishi Xspender Cross.  Mobil yang seminggu lalu dia naiki bersama Pras.  Badanya seakan lemas tak berdaya. Keringat dinginya membasahi tubuhnya.  Antara takut, malu, gelisah berkecamuk di hatinya. 

            "Ya Allah ." Hanya kata itu yang mampu di ucapkan lirih.   

            "Mbak Nila. Sudah di tunggu di dalam. Silahkan langsung masuk," Joni mempersilahkan. 

Kakinya terasa tak menapaki tanah. Badanya seakan ringan tak berberat. Dia mencoba  melangkah menuju pintu rumah. Begitu masuk mata Nila  menangkap wajah-wajah serius.  Pak Lurah duduk di tengah deretan tamu lain.  Disampingnya terlihat   mbak Uma,  bu Nyai pak Rt, pak Rw dan beberapa  perangkat desa lain.  Disebelah kiri tepat pak lurah terlihat Pras tersenyum menyambut kedatangannya.  Hati Nila semakin berdebar.  

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja

Setangkai Mawar Kuning