Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Selaksa Malam yang Ku Nantikan

Gambar
 Selaksa Malam yang Ku Nantikan Tung Widut Mengenalmu tenggelam oleh masa Dalam hamparan cerita saat muda Berjuta warna menghiasi indahnya dunia Terjalin indah seindah rasa   Malam hening tanpa hiasan Memanjang dalam gelap seakan tak berujung Bukan suatu kebetulan bila tanpa  rembulan Hanya lelap yang bisa dinikmati Tanpa mengucap sepenggal kata  Wajah dengan senyum tipis  kulihat Samar dalam tidur dan helaan nafas Hadir dalam sebuah cerita tak  sadar Rindu mana yang terwujud Atau doa mu di balik bantal Mengharapkan pertemuan  Duku tak perna tersampaikan Malam imajinasi yang kunanti Terwujud  setelah selaksa menanti Memandang walau sekelebat Senyum termanis kala itu

Menunggu Sampai Garis Batas

Gambar
 Meunggu Sampai Garis Batas  Tung Widut Sehari matahari menyinari bumi Tentu lelah terasa  Angin menerpa dedaunan hijau sampai jauh Sambil membawa berita Di dunia hiruk pikuk nafas  berlomba dengan waktu Sampai terbenam semua harus selesai Dimana kau sampai malam iki Tak ada tanda kehidupan di jemarimu Menyapaku sebagai penggangu sekalipun Kusapa Assalamualaikum Tak aja setitik dering hp tanda balasanmu Mungkinkah tak butuhkanku Sebagai pembimbing PKLmu #tagartegar

TIKUNGAN MENUJU SUGA (2,3,4,5)

Gambar
  "Met, ibu berangkat dulu ," suara ibunya terdengar diikuti suara pintu tertutup.  Kembali angan Slamet tak menentu. Dia ingin memiliki sepeda motor seperti teman-temannya. ingin sekolah tinggi. Bisa menjadi pegawai. Banyak uang bisa membeli mobil layaknya orang yang dilihat di jalanan. Keinginannya itu berjubel   di otaknya. Hilang lalu kembali lagi.             Sampai ibunya kembali dari Surau pun dia masih meringkuk di amben. Amben   bambu di ruang tamu.   Sarung sarung masih menyelimuti tubuh mungil Slamet.             “ Apakah kamu sakit ?” Tak ada jawaban sama sekali. Slamet bergerakpun tidak. Tangan kasar emaknya memegang kening sang anak.    Lalu duduk di dekat anak semata wayang itu.             “ Tadi malam dapat berkatanan. Saya gorengkan.   Kamu bangun, salat, sarapan, lalu pergi ke kendang. Emak mau bekerja di ladang Pak Yanu .” Bu Yumaida sudah mengira anaknya sekarang libur sekolah. Seperti hari minggu biasa, tapi yang membuat beda   kali ini Sla

Cinta Bercahaya

Gambar
 Cinta Bercahaya Tung Widut Bila dada mulai sesak Rasa yang tak tertahan Rindu telah memenuhi ruang Tak pernah jumpa bersemuka Hanya layar bercahaya yang mempersatukan hati Perlahan kepercayaan mengisi Sapa setiap hari Tak perduli kau siapa Rindu ingin jumpa melebihi segalanya Percaya hanya kau yang bisa melambungkan angan Terbang ke 5 surga 

Tikungan menuju Surga

Gambar
Tikungan Menuju Surga (1) Tung Widut "Met, Met bangun. Adan subuh. Ayo bangun," panggil Yumaida. Panggilan kepada Slamet anak tunggalnya. Slamet anak umur 16 tahun itu setiap hari memang terbiasa bangun subuh.  Menaiki bukit kecil menuju surau untuk salat jamaah.  Selepas itu pergi ke kandang ayam milik haji Muhyi. Dia bekerja sebagai pemberi makan ayam.  Bila alarm jam 06.00 berbunyi  dia segera mandi sebasahnya dan kembali menaiki bukit menuju jalan aspal satu-satunya. Mencari  tumpangan untuk bisa pergi ke sekolah.  Pagi itu memang Slamet merasa malas bangun. Tak lagi sekolah. Hanya tinggal menunggu nilai rapot saja. Beberapa  hari ini pikirannya kalut. Pasalnya di grup kelas ramai candaan teman. Pembicaraan tentang sepeda motor baru. Sepeda motor yang nantinya bisa digunakan untuk ke sekolah lanjutan yang berada di kota. Sedang Slamet tak bisa berfikir untuk bisa seperti teman-temannya.  "Met, ibu berangkat dulu," suara ibunya terdengar diikuti suara pintu tertu

Jam-jam Terakhir

Gambar
Jam-jam Terakhir Tung Widut Hari begitu sibuk dengan beribu tugas Yang tak pernah disentuh selama corona mewabah Setumpuk tulisan yang tak pernah dipahami Dibuang jauh saat hura-hura datang lebih menyenangkan Kini bergelut dengan ilmu Yang membelenggu setiap hisapan nafas Harus dieja dengan cepat Kini harus berlomba dengan waktu Yang menghimpit  hingga tak bisa bergerak Harus menarikan pena dan jemari di atas kosong otak Ini hari tekhit  Harapan yang tadi pagi muncul Keinginan berasyarat untuk bersam teman dikelas lebih tinggi 17062021

Lelap dalam Malam

Gambar
  Lelap dalam Malam Rung Widut Hujan tak lekang dingin Merapat menjalar melalui celah cendela kamar Beriring bunyi jengkejrik abadi saat malam Mata mulai menguap merindukan bantal Tak mampu berjalan dalam gelap Untuk merangkak menuju  peraduan Lekat mata dengan hembusan nafas teratur Menikmati tidur malam Jangan mimpi hanya nyenyak yang diharapkan Hanya ingin menikmati dinginya malam Sisa hujan yang masih bercerita Kini tinggal dekur  dengan iklas Benar nikmat dinginya malam 15062021

Hujan Malam

Gambar
  Hujan Malam Tung Widut Kesegaran yang dirapkan tiba Rintik hujan sebentar menjadi deru kesegaran Makin menjadi seirama gericik air dari sela genting Sejuk merasuk menembus tulang Tak bisa dinikmati bulir yang jatuh Hitam memudarkan gerak tiap tetes Hanya temaram lampu membantu menyakinkan Hujan benar berderai  dalam gelap Rasa syukur jatuh dari langit Menghapus malam kering menuai keringat Kini pulas menjadi harapan selanjutnya Mimpi nikmat yang tiada tara 15062021

Kebebasan

Gambar
 Kebebasan Tung Widut Sisihkan empat windu kekangan Dengan hati luka menerjang kawat berduri yang melingkar di jari manis Batalkan janji suci yang penuh kepalsuan Tak lagi ada rindu  yang membuat luka Tak lagi kwajiban yang menenggelamkan Terbang bebas  kala langit biru berhias awan Menghirup udara kebebasan yang hakiki Melambai  tanpa jeratan menghalangi Malam penuh bintang mengiringi menyusuri perjalanan Jam berhenti dalam hati dan berjalan tanpa gundah Kemana arah selalu lapang jalan menuju surga Tawa  berurai  di bawah lampu temaram Senyum terbahak bersama menyari siang Melebarkan sayap angan bebas mengembara Ini sebuah kebebasan  #12062021

Kebersamaan Terakhir

Gambar
Kebersamaan Terakhir Tung Widut Sederhana tapi  mengena Akhir sebuah  perjuangan di bangku kelas Akhir sebuah gelauan nilai dalam selembar kertas Sadar kebahagiaan sementara Sebagai ungkapan rasa Membuka mata untuk masa depan Kian  terasa keras Ijinkan mengawali perjuangan baru Di alam bebas sebebas angan saat itu Akan menyingkirkan rintangan dengan ilmu Ini hari terakhirku Berkumpul dengan teman sekelas guru dan ilmu Ini hari terakhirku Menikmati senyum mereka yang utuh Ini hari terakhirku Entah kpaan lagi surga ini untukku # 11062021  

Mengapa Malam

Gambar
  Mengapa Malam Tung Widut Gelap merangkak di ufuk barat Mengurai pekat yang nanti akan datang semakin dalam Tak kan ada rembulan dalam cerita semalam Hanya bintang bertaburan gemerlip tersenyum manja Malam datang seribu cerita Tentang gelap yang menyelimuti alam Tentang kedip bintang mengubah keindahan Tentang  tidur yang menunggu mimpi Tentang rindu yang tak berkesudahan Malam cerita seribu rasa Kegelisahan yang hinggap saat mata enggan terpejam Instrospeksi langkah  sehari yang terlalu banyak centang merah Serentetan rencana esok yang  mengambang Harapan makin terbang keawang Malam akan menjelma yang berbeda seriap kali datang Menbawa rasa dan warna berlaksa aneka # 10062021 mlmlelah

Malam Tanpa Cinta

Gambar
  Malam Tanpa Cinta Tung Widut Memuja rembulan yang tak hadir Bintang sembunyi di balik awan Lenggang di bumi lengang di langit Hanya terdengar jengkerik malam Memanggil burung untuk mengepakkan sayap Tak ada yang menemani menjaga malam yang sepi Lampu satu persatu mengucap selamat malam Tinggalah sunyi sendirian Peraduan dingin Hanya sebuah bantal tanpa guling Hampa terasa saat mulai memejamkan mata Mimpi pun tak datang menyapa RIndu kini sendirian Menikmat malam yang tak sempurna Malam tanpa cinta # 08062021

Burung Malam

Gambar
  Burung Malam Tung Widut Mengepakkan sayap membelah gelap Sendirian bercuit unjuk diri Salahkah dia saat membanggakan suaranya Mengapa mereka bertanya namanya Saling cerita sejak kedatangannya Merasa risih adanya Tak suka dengan keanehan yang masih pertama ada Haruskah dia menjerit  menghiba Mengubah suara menjadi tangis yang memilukan Atau terbahak di tengah malam Menakutkan Akankah membawa kabar Tentang yang  tak bisa dibaca oleh indra Sebuah pertanda yang akan terjadi Atau hanya sebuah hiasan malam Agar tak lenggang sebagai  tanda kehidupan Hanya menjalani titah yang diturunkan padanya Mencari makan sesuai alam yang ditentukan Harus bagaimana? #burungcuitcuitnggegirisi 07062021

Mahkota Sang Penulis

Gambar
  Mahkota Sang Penulis Tung Widut Perlahan kata demi kata ditoreh Pada layar kaca bercahaya Setiap detak jantung mulai merajut Cerita yang dikais dari mata hati Perlahan kata terukir di selembar kertas Pengabadikan rasa yang mulai ada Terbentuk dari setitik semangat Dituangkan dengan ketulusan Perlahan kata menumpuk pada sebuah cerita Cukuplah dirangkai dalam ruas  Gambar disiapkan sebagai pemanis Tangan dingin penolong telah hadir Dengan iklas mengulurkan tangan  Kesaktian mengubahnya Seikat  kertas menjadi sebuah mahkota #trimsYPTD

Subuh

Gambar
 Malam Berakhir Sudah Tung Widut Menggema panggilan umat  Dari rumah Allah yang tersebar Perlahan mata terbuka menyambutnya Satu persatu umat berdatangan Gemericik air dari kran surau Jalanan lengang kadang terbelah pejalan Lampu temaram segera padam Gelap merangkak  remang Embun bersama dingin turun perlahan Membasahi dedaunan hijau Mengucap selamat pagi #06062021

Menitik Malam

Gambar
  Menitik Malam Tung Widut Sepi meraja dalam gelam Tak setitik bersinar dilangit  gelap Bulanpun tak terlihat Pekat telah menanti di peraduan Layar lap top masih menyala terang Seakan di usir untuk menikmati malam Mata mulai merindu Bantal empuk  tempat bersandar Menikmati lelapnya tidur dengan mimpi indah Malam Tunggulah sebentar Terlalu rindu menggebu Menikmatimu sepanjang angan #ngantuktakterkendali 04062021

Pertemuan Pertama

Gambar
  Pertemuan Pertama Tung  Widut Karisma terpancar dari senyuman Di balik masker tertangkap dengan rasa Setiap eja kata  santun terdengar Terbersit jiwa santai bak angin pantai mendamaikan Seribu harapan sejuta angan Payungi kala panas menyapa Rangkul dengan kasih iklas bila iba Usap derai air mata Dada sesak  menyimpan masalah Belum sempat terselesaikan Tuntun pada jalan lebar menuju pengabdian Ajari untuk bisa menyelami Bersama mencapai satu cita-cita Nafas akan tercurah penuh pengabdian Pandangan pertama tanpa jabat tangan Bukan penghalang saling akrab Jumpa pertama penuh pengharapan #$ertijab 03072921

Berkerumun

Gambar
 Berkerumun Tung Widut Bersama dalam ruang Saling bercerita tanpa batas Tak ada sekat berarti Gembira bersama menjadi alasan Melupakan sebentar soal pandemi Atau tak pernah ada dan sudah sirna Tanpa was-was mengabaikan anggapan  Tentang bahaya yang mengancam Diri sendiri dan mereka  #revisipakchoiri1

Secangkir Teh Manis

Gambar
  Secangkir Teh Manis Tung Widut Malam makin larut Sepi menggelayut bercerita sendirian Diantara gulita menelan cahaya mentari Hitam menghilangkan pandangan kita Kaki terlalu pegal Jalan seharian tanpa jeda Pintu rumah terakhir di tutup Rindu hati telah terobati Secangkir teh hangat menemani santai Kursi malas menjadi saksi Kepul  beranjak mencari langit Seirama hati yang mulai meraba peraduan Malam yang melelahkan Kegalauan ada di bumbui suasana Semoga cepat terlelap #selamattinggalmbahping