SERPIHAN CERMIN RETAK 12

 


SERPIHAN CERMIN RETAK 12

Tung Widut

“Diri kamu  hanya seharga  dua puluh lima juta.  Oh betapa rendah,”  kata pak Carlos dengan wajah sinis.

“Bapak boleh menghina saya apa saja,  tapi dua puluh lima juta sangat berharga bagi nyawa mama saya.”

Kini keduanya terdiam sangat lama. Keduanya mengembara dala pikiran masing-masing. Yuandra mulai melangkahkan kakinya menuju mobil. Di hempaskan pintu mobil keras-keras sampai mendentum.  Sepanjang perjalanan pulang tak ada pembicaraan.  Mobil berjalan seiring  gemuruh di dada masing-masing.  Yuandra melihat ke depan dengan pandangan kosong. Sedangkan Pak Carlos sesekali melirik ke arah Yuandra. Tak tahu apa yang dipikirkan tentang  gadis cantik yang ada di sebelahnya itu.

Setelah sampai di tempat parkir Yuandra membuka pintu. Dia berjalan  menuju pintu masuk rumah sakit.  Terpaksa Pak Carlos berlarian mengejar agar dia tak ketinggalan arah. Sesampai di sebuah pintu Yuandra membalikkan badan. Kini berhadapan dengan badan tegap  Pak Carlos.  Pandangannya  dalam, seakan tak mengizinkan pak Carlos masuk.

“Mbak Yuan. Mama sudah sadar,” kata seorang perawat yang ke luar dari kamar.

Yuandra bergegas memasuki ruangan. Di atas ranjang pasien terlihat mamanya memandanginya saat masuk. Diidekapnya tubuh mamanya. Diciumi kedua pipinya.

“Alkhamdulilah  ya Allah. Mama sudah sadar,” katanya sampabil meneteskan air mata. Air mata Bahagia. Sang mama pun sama. Terlihat air mengalir dari dari celah kedua matanya. Lalu pandangan mamanya tertuju pada wajah lelaki yang berdiri di samping Yuandra.  Mamanya  tersenyum tipis.

“Ini Pak Carlos ma.”

“Iya. Saya  Carlos. Saya temannya Yuandra,”

Mama Yuandra   tersenyum tipis.

 “Semoga tante cepat sembuh. Biar kita   bisa segera meresmikan hububungan      kita,” lanjut pak Carlos dengan percaya diri. Diliriknya dengan manja gadis mungil yang berada di sampingnya.

Mendengar perkataan itu wajahnya  memerah. Malu.   Tangan kanannya mencubit pergelangan tangan Pak Carlos.  Memberikan peringatan agar tidak mengada-ngada. Justru Pak Carlos  membalasnya dengan genggaman tangan.  Sambil  melirik manja menunjukkan kemesraan  di depan mamanya Yuandra. Mamanya kelihatan senang melihat mereka berdua. Bahkan dengan kata terbata yang sangat tak begitu jelas beliau menitipkan Yuandra pada pak Carlos. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja

Setangkai Mawar Kuning