Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Puisi Semangat Tetap di Dada

Gambar
 Semangat Tetap di Dada Tung Widut Hari ini Hari bersejarah bagi bangsa kami Bangsa besar ynag tercipta dari otot perjuangan Bangsa yang didirikan demi kemerdekaan Kebebasan dari belenggu Perlahan mereka mengaitkan tangan Para pemuda pelopor penggerak Berjuang dengan iklas tanpa batas Menyatukan bangsa Memudarkan ras Merekatkan suku Menyatukan tekat Persatuan  dikumandangkan Satu tumpah darah Satu bangsa Satu bahasa Indonesia

HATI TERTAMBAT PADA KELOPAK BUNGA

Gambar
  HATI TERTAMBAT PADA KELOPAK  BUNGA                 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mulai hari ini, saya berencana  menulis berbagai  tanaman hian dan bunga yang berada ada di di halaman rumah saya. Di alaman depan maupun halaman belakang. Halaman depan rumah sengaja saya beri beberapa tanaman hias yang berbunga maupun hanya daun yang menawarkan keindahan karena saya  suka menanam bunga . Bunga dan tanaman hias  di halaman rumah saya itu bukan bunga mahal.  Bunga yang biasa-biasa saja. Saya menginginkan bunga yang biasa saja ini, yang harganya murah bahkan   saya tidak pernah membeli.  Biasanya saya diberi seorang teman. Rata-rata dari teman-teman saya memberi saat  saya berkunjung ke  rumahnya.  Begitu juga sebaliknya.  Ketika teman-teman saya datang ke rumah,  saya akan menawarkan  beberapa macam bunga yang bisa dibawa pulang.                 Bunga yang tumbuh di halaman rumah saya tidak banyak macamnya. Saya berusaha untuk mengembangbiakan, agar tanaman yang saya punya

Terima Uluran Tanganku

Gambar
  Sambut Uluran Tanganku Tung Widut Kau tahu aku tak punya harta benda Untuk sekedar meletkakan tangan di atas Bersedakah seperti yang kau lakukan Hanya kabar yang aku punya Marilah kita bersama Bergandeng tangan mencapai tujuan Berusaha segiatnya Semampu tenaga yang kita punya Jangan curigakan aku Menyesatkan cara Ketulusan mengajak bersama Maju demi kita Sambutlah tanganku Hanya tenaga yang ku punya Hanya tekat yang mengiri Semangat untuk bekerja sama # 15102021 yptdgurusiana Rasa Tung Widut Sejuta dalam dada Berdesir seiring rinai angin bernyanyi Malam datang dengan hit Rasapu sepi sendirian Pagi datang dengan embun sejuk Temaram lampu perlahan berganti terang  Kulit ari menangkap rasa Selamat  Siang Pagi Tung Widut Tak mengelak ketika matahari bersinar Mata yang baru terbuka tak terbagi embun pagi Hanya sebuah cerita tentang kesejukan  Lukisan di timur saat menculnya cahaya Sebuah terang benderang  Panas menyengat memeras keringat Dedauan bertiak kepanasan Tanah m

Selmat Pagi Siang

Gambar
 Selamat  Siang Pagi Tung Widut Tak mengelak ketika matahari bersinar Mata yang baru terbuka tak terbagi embun pagi Hanya sebuah cerita tentang kesejukan  Lukisan di timur saat menculnya cahaya Sebuah terang benderang  Panas menyengat memeras keringat Dedauan bertiak kepanasan Tanah menjerit merasa kerontang Hati tak tahu lagi tentang keindahan pagi Karena mata tak pernah terbangun kala dia ada

Kicau Burung Pagi

Gambar
  Kicau  Burung Pagi Tung Widut Embun menyapa pagi Dingin belum juga terlerai Nyanyi riang terdengar terurai Bersama gaung dari mengeras suarau yang melantunkan ayat-ayat suci Damai rasa hati mendengar Menikmati  burung pagi bernyanyian Riang gembira diatas dahan Kokok ayam tak tinggal diam Merayakan embun jatuh di atas rerumputan Sejuk  merasuk sukma Memberi makna dalam tentang sang pencipta Termakasih harus diucapkan Pagi ini masih bisa menikmatinya # 101020 yptdgurusiana Ketulusan Tung Widut Manis kata terucap Membius semua pendengar Aku membutuhkan pertolonganmu Itu kataku saat itu Tanganmu pun menyambut penuh ketulusan Merangkut berkait menjadi satu jiwa Sebuah kerjasama dengan harga rupiah Sekali kata manis terucap dari bibir merah Merona memabukan dengan  janji segudang Kegagalan kali ini masih  tertutup diam Bergeming kesabaran Aku pasrah dengan keadaanku Otot-ototku tak mampu untuk pertempur Dimedan laga penuh  permainan Yang kesekalian kebohongan mulai terkuak

Cinta Terkikis Masa

Gambar
  Cinta Terkikis Masa Tung Widut Senyum manismu merekah kala  berdua Berdampingaan bergandeng tangan dengan mesra Ulurkan tangan untuk masa lalumu Yang juga bersama pasangan hidup sejantinya Rupanya dendam telah sirna karena tak muda Lega rasa nafas dari sukma terdalam Persahabatan dengan batas kewajaran  kembali ada Sapa di jalan dengan kerlip lampu Pandangan tertuju  pada indahan masa lalu Senja itu becerita lain  Senyumnya telah disirnakan oleh mendung Pandangan tak lagi berani beradu Apakah kau masih menyimpan dendamu Atau kau ingin benar menghapus dari masa lalu Hanya bisa pejamkan mata Ternyata sisa dendam masih ada Tersimpan di lubuk hati terdalam Memori itu masih tersimpan #gurusianayptd

Aku Bukan Juara

Gambar
  Aku Bukan Juara Tung Widut Adan subuh sudah berlalu Bergegas semua dilakukan dengan secepat kilat Memburu waktu yang biasanya terlewat Dipenuhi kesibukan wajib pagi Rumah sudah ditinggal pergi Dengan sejuta pr yang menunggu setelah pulang Bunga dihalaman sekolah menyapa  pagi Terimakasih  kamu orang perrama menyapaku Kupandangi  sudut lorong kelas Satu dua putih abu berjalan perlahan Melukis basah di atas paving halaman Sepatu yang baru saja menginjak embun di helai rumput Mengembara ke seluruh penjuru tempat parkir Hanya satu kuda besi yang disana Milikku Sendirian belum ada teman # 04102021 yptdgurusiana

Jalan Setapak Menuju Surga

Gambar
  Jalan Setapak Menuju Surga Tung Widut Padang surga terhampar di depan mata Sekarang menikmati diantara harapan Mengerahkan seluruh kemampuan tuk mencapai Impian yang kadang samar terlihat Seribu doa dipanjatkan Berlaksa usaha di lakukan Dikir malam menghiasi sinar rembulan Datang melihat kejernihan hati Asa melintasi jalan terjal berliku Menjoca untuk tetap tegar Setegar niat yang semula ada Ranjau tertanam dijalan Bergeming melihat polah usaha Berdasar kejujuran Mencoba kekuasaan Tuhan Keyakinan di atas tangan menengadah Tentang cerita surga yang pasti bisa digapai Asalkan terjalnya jalan dilalui Bersama doa Tuhan pasti memberi # 04102021 Yptdgurusiana

Kamboja di Tepian Jalan

Gambar
 Kamboja di Tepian Jalan Tung Widut Pagi berseri melihat dunia Segala semangat menyertai setiap insan Melesat di kiri garis putih jalanan Memburu waktu tak henti berdetak Saksi perlahan mentari membumbung Siang yang menyengat sinar membakar Jalan sedikit sepi oleh pengendara Menghindari hawa tak bersahabat dengan tubuhnya Kembali setelah seharian Para pekerja kembali memenuhi jalanan Kembali pada kasih sayang yang terbina dalam keluarga Sebentar orang-orang harum dengan hasil bersolek Melewati dengan santai hitamnya jalanan Meningmati langit jingga yang terpampang Diufuk barat menunjukan keindahan Perlahan petang datang Para santri bermukena mengajak sandalnya ke surau Menghadap Tuhan penciptanya Meminta ampunan atas dosa Malam tiba sepipun datang Kabut menyerang tanpa erang yang diserang Terasa daunku semakin basah Menggigil diam  Tetap menjadi saksi bagi mereka Yang pagi buta berakat bekerja Yang tersiksa karena sinar menyengat Yang lelah pulang dalam perjalan Yang santai bersahabat

Resah dalam Balutan Malam

Gambar
  Resah dalam Balutan Malam Tung Widut Mata terbuka menelusuri gelap kini Pendengar setia jekerik malam yang menghiasi sepi Mengalun tak lelah sampai pagi Dingin datang semakin semakin pekat tak peduli Gulana  datang  dalam hati Kala tengah malam yang sunyi Menggerus raga yang semakin ringkih Ini perjalanan hidup yang harus di lalui Apa yang terpikirkan kali ini Kau benci itu sudah pasti Sadar akan kau tusuk lagi Seperti tikammu yang dulu terjadi Kata picikmu selalu membenarkan diri Olah kata agar orang lain mempercayai Tak apa, hak kamu untuk membenci Sesuka cara menjalani hidup ini Tapi yang tak disadari Aku punya cara tersendiri Merangkai hidup menata diri Hanya Tuhan yang aku miliki # 02102021