TENTANG PERSELINGKUHAN ITU (3)

 




TENTANG PERSELINGKUHAN ITU (3)

TUNG WIDUT

Mobil kini telah melaju beberapa menit.  Menyibak keramaian kota Surabaya. Terik mentari serasa menyengat oleh mata. Sinarnya yang kemilau membuat kota seakan terbakar. 

Pras memberikan sebuah botol air minum. 

"Aku sudah bawa." Jawab Nila. Melemparkan pandangan selidik. Dia harus selektif betul dengan pemberian minum atau makan dari orang yang baru dikenalnya. Dia tak perduli wajah Pras yang kelihatan kecewa. 

"Sori. Aku angkat telepon dulu." Kata Pras . Sebentar kemudian melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. 

"Kita mampir dulu ke hotel."

Hati Nila mulai bertanya-tanya.

"Aku ada urusan penting." Katanya singkat. 

Nila hanya bisa diam dan bertanya dalam hati. "Apakah Pras betul orang baik-baik." Tiba-tiba dadanya gemetar ketakutan.  Tadi Pras hanya diam menelan kecurigaan pada Nila. Sekarang ganti Nila yang curiga dengan arah tujuan mereka. Yaitu hotel Yasmin. Hotel yang belum pernah Nila dengar. Mobil berbelok ke gang sempit. Gang searah yang hanya cukup satu mobil. Keadaan gang sangat sepi. Kelihatanya gang sebuah perumahan kecil tapi dengan bangunan mewah. 

"Kita turun." Kata Pras sambil membuka kunci mobil.

"Aku tunggu di sini saja."

"Tidak. Di dalam ada kafe dan wifinya. Kamu bisa minum sembari menungguku" Kata Pras setengah memaksa. 

Dengan ragu Nila pun turun dari mobil. Dia berjalan mengikuti Pras dari belakang.  Setelah mengambil minuman dari dalam almari pendingin, Pras duduk sebentar sambil minum seteguk birdbrand. 

"Sudah saatnya. Kamu tunggu di sini. Saya masuk dulu." Pras beranjak dan menaiki tangga yang ada di lobi hotel sebelah kiri. 

Hati Nila mulai gelisah setelah tigapuluh menit Pras tak muncul juga. Ketakutanya semakin bertambah. Takut kalau-kalau Pras mengatur rencana jahat kepada durinya dengan komplotanya.  

Hp yang di pegangnya seakan tak bisa menghilangkan deru jantungnya. 

"Satu, dua, tiga, empat, lima." Nila menghitung lima laki -laki tegap yang bersamaan melintas di balik kaca.  Arah yang di tuju sama dengan arah Pras. Nila semakin bingung. Sementara penjaga kafe hotel berbisik kepada temannya lalu masuk ke sebuah ruangan.

Mobil kini telah melaju beberapa menit.  Menyibak keramaian kota Surabaya. Terik mentari serasa menyengat oleh mata. Sinarnya yang kemilau membuat kota seakan terbakar. 

Pras memberikan sebuah botol air minum. 

"Aku sudah bawa." Jawab Nila. Melemparkan pandangan selidik. Dia harus selektif betul dengan pemberian minum atau makan dari orang yang baru dikenalnya. Dia tak perduli wajah Pras yang kelihatan kecewa. 

"Sori. Aku angkat telepon dulu." Kata Pras . Sebentar kemudian melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. 

"Kita mampir dulu ke hotel."

Hati Nila mulai bertanya-tanya.

"Aku ada urusan penting." Katanya singkat. 

Nila hanya bisa diam dan bertanya dalam hati. "Apakah Pras betul orang baik-baik." Tiba-tiba dadanya gemetar ketakutan.  Tadi Pras hanya diam menelan kecurigaan pada Nila. Sekarang ganti Nila yang curiga dengan arah tujuan mereka. Yaitu hotel Yasmin. Hotel yang belum pernah Nila dengar. Mobil berbelok ke gang sempit. Gang searah yang hanya cukup satu mobil. Keadaan gang sangat sepi. Kelihatanya gang sebuah perumahan kecil tapi dengan bangunan mewah. 

"Kita turun." Kata Pras sambil membuka kunci mobil.

"Aku tunggu di sini saja."

"Tidak. Di dalam ada kafe dan wifinya. Kamu bisa minum sembari menungguku" Kata Pras setengah memaksa. 

Dengan ragu Nila pun turun dari mobil. Dia berjalan mengikuti Pras dari belakang.  Setelah mengambil minuman dari dalam almari pendingin, Pras duduk sebentar sambil minum seteguk birdbrand. 

"Sudah saatnya. Kamu tunggu di sini. Saya masuk dulu." Pras beranjak dan menaiki tangga yang ada di lobi hotel sebelah kiri. 

Hati Nila mulai gelisah setelah tigapuluh menit Pras tak muncul juga. Ketakutanya semakin bertambah. Takut kalau-kalau Pras mengatur rencana jahat kepada durinya dengan komplotanya.  

Hp yang di pegangnya seakan tak bisa menghilangkan deru jantungnya. 

"Satu, dua, tiga, empat, lima." Nila menghitung lima laki -laki tegap yang bersamaan melintas di balik kaca.  Arah yang di tuju sama dengan arah Pras. Nila semakin bingung. Sementara penjaga kafe hotel berbisik kepada temannya lalu masuk ke sebuah ruangan.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja

Setangkai Mawar Kuning