Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2023

Menunggu Subuh

Gambar
 Menunggu Subuh Tung Widut Mengeja huruf Setelah sahur Menunggu subuh Tak mau terlelap Hingga matahari tinggi Tak mau tertinggal Jamaah pagi Waktu terbaik memohon Sela bermafaat Berkah melimpah

Irama Imajinasi

Gambar
 Irama Imajinasi Tung Widut Imajinasi datang  Serupa berubah sedetik berlalu Mengalun lembut melintas dalam angan Terhenti tak henyak muncul Diam Kosong pada awang-awang Cakrawala luas berhia bintang Beribu datang bersamaan Mengurai sedetai amuba Memenuhi angan tak sempat terucap

Hujan Menjelang Pagi

Gambar
 Hujan Menjelang Pagi Tung Widut Diawali dengan gerimis Gelegar dilangit menghipnotis Takut Ngeri Tak memandang Bukankah ini yang kau tunggu beberapa hari ini Panas yang menyengat Keringat basahi mukena tarawih pertama Angin tak berharga Terimalah menjelang pagi Derasnya hujan Dinginya angin

KALIH WELASKU

Gambar
  KALEH WELAS KU Ide cerita dari Deni Caknan  Penulis skenario Titin watimena Produksi oleh  Raya Film   Ditayangkan di YouTube Denny Caknan Bekerja sama dengan Raya Films Pemeran Denny Caknan, Bella Bonita,  Nopek Novianto, Dimas Zainal,  Mak Dahlan.  Penata busana dan penata rias Oghe Holic,  Rudi manis.  Rekam suara Adityo Santoso Penata suara dan penata musik Basuara studio,  Refo dan Fauna Penata artistik Ferry Anggriawan Kenapa kamera Samykko,  Gatot Dwi Penyunting gambar Wawan Setiawan Asisten sutradara Abdullah Anfal,  Zulfikar,  Aditya 69,  Wisnu Komedi konsultan Denny Caknan,  Reza Aditya, Lek Dahlan Co Sutradara Taufik Ismail Adiguna, Wiyanto Produser Aprizal WS, Rizky Raya di Eksekutif produser Deni Caknan,  Agung Rahadian,  Fuadin Redy KALEH WELAS KU  merupakan series album  yang ide ceritanya berasal dari Denny  Caknan. Deni Caknan  yang sedang naik  daun.  Lagu-lagunya  enak didengarkan berbahasa Jawa,  salah satunya lagu KALEH WELAS KU .  Keberhasilan lagu KALEH WELAS K

Pertama

Gambar
  Penampilan Pertama Tung Widut Apa yang kau rasa Saat pertama di panggung Gemetar Keringat dingin Sulit konsentrasi Terasa hanya satu kali Pengalaman mengarungi dunia panggung Sejuta rasa Bangga   Tepuk tangan dari bunda Bukti kau bisa Mengalahkan ego diri Orang lain Tunduk pada hitungan musik Harus melenggok santai  Panggung menyabutmu Esok akan kau kelajahi lagi rasamu yang kedua

Kabut Pagi

Gambar
 Kabut Pagi Tung Widut Kabut membalut pagi Samar garis putih jalanan Laju roda berpacu dengan waktu Agar tak lagi  terlambat Gerbang sekolah terkunci Terdengar lagu Indonesia Raya hampir usai Tak mampu berkata pada kabut Yang menghalangi jarak pandang Membuat ragu laju Mengenggankan mata terbuka Menyamankan selimut menutup tubuh Kabut Hanya semangat yang mampu mengusir

Semilir Angin

Gambar
 Semilir Angin Tung Widut Rindu datangmu Semilir menerpa kulit Melambaikan helai rambut terurai Bercerita tentang dinginnya surga Angin  Datang meredam rasa pan Mengganti seteguk minuman Penghilang dahaga Angin  Berharap  menyapa Usir panas yang menyiksa Bawa hujan menyilmuti dunia Siang ini seakan kau jauh meningglkan Diri merindu belaian

Pesta

Gambar
  Pesta Tung Widut Sayup terdengar irama lagu Sudah seharian Warga desa berduyun Dandanan menor Sandal hak tinggi Menggandeng suami Tenda besar Menyuguhkan senyum lusuh Berusaha bingar Pesta pernikahan Sajian khas  sepiring soto Dinikmati sambil melihat anak kecil Berjingkrak kegirangan Di sela meja berhias bertoples kerupuk aneka warna Salam tempel meninggalkan amplop putih Tak usah menebak Sama seperti saat dulu Pada pesta yang sama Senyum geli berucap terimakasih Berlenggang pulang Membawa tas berisi marang berkat Berisi nasi lauk kacang merah mi dan tahu goreng Ketika pesta usai Senyap tak berarti mati

Senja

Gambar
  Senja Segala Warna Tung Widut Senja tiba membawa warna Langit cerah berkuas indah Tempat terbit matahari Abu-abu gurat menjadi keunguan Awan  putih  samar berubah biru Jingga hinggap di atas gumpalan Hijau serat biru menawan Langit berhias warna Bungan pelangi Hamparan di atas kepala  memayungi penuh warna Angin meniup menghantarkan sepoi Lengkap sudah keindahan alam Menghadirkan takjub Sang pencipta bersuara adan Waktunya menyembah Atas keindahan yang bisa di rasa

Menunggu

Gambar
 Menunggu Tung Widut Duduk diruang Menunggumu dalam detak waktu Dingin terasa Jenuh Jemu Tak sabar Panggilan nomer urut Semaki berharap Terus berlalu angka demi angka Sederet angka dibaca Melegakan Beranjak Demi langkah Petugas memandu Klak klik save Selesai sudah  Kewajiban lapor pajak

Berharap Pada Rembulan

Gambar
 Berharap Pada Rembulan Tung Widut Rembulan Berharap kedatanganmu Bulat menyinari kemesraan Remang membuat tenang Mengembala rindu Pada hati yang kelu Senja cerah Menggelayut berangan Rembulan  bersama bintang Menghias malam Pengobat hati gusar Menunggu rindu bertemu pudar Harap  tanpa kata Doa meminta Datangkan cahaya remang Menghias meja dibawah lampu Menikmati secangkir kopi Berteman sepi Kan indah dinikmati

Ingin Bersamamu

Gambar
  Masih Bersamamu Tung Widut Aku masih dalam lingkarmu Mentap tajam seperti dulu Tak melupakan Tak meninggalkan Juga tak menghindar Masih seperti dulu Memuja dengan suka Hangat lekat Rindu Aku punya nada kehidupan Berirama mengalun dengan merdu memenuhi partitur Tak mampu ku kejar mengeja Membuatku jeda  Menyapa

Bukan Dewa

Gambar
 Bukan Dewa Tung Widut Dia manusi biasa Bukan tanpa cela Bebafas atasNya Menapaki jalan kehidupan Menyosotkan mata rayu  Berkeluh menghiba Dia memang lebih Takdir yang diberikan Mampu mengubah hidup Menjadi panutan Dia bukan dewa Yang harus didewakan Dia idola