SERPIHAN CERMIN RETAK 13
SERPIHAN CERMIN R
ETAK 13
Tung Widut
“Bapak
nggak usah memberi harapan palsu buat mamaku,” kata Yuandra setelah
menggelandang pak Carlos ke luar ruangan.
“Yuan.
Kebahagiaan hal yang sangat penting bagi orang sakit. Please…kabulkanlah permintaanku kali ini. Demi mamamu,”
pinta Pak Carlos sambil menyatukan
kedua belah tangannya tanda permohonan.
Yuandra
berpendapat. Jangan pernah memeberi harapan kosong pada ibunya. Apalagi cerita
yang sebenarnya tentang kejadian yang mereka alami. Sedang Pak Carlos mempunyai
pendapat lain. Ingin membahagiakan mamanya
Yuandra sete;ah mengetahui keadaan sebenarnya. Ingin memberi dukungan moral.
Bagi orang sakit perasaan senang dan gembira sangat penting. Memang apa
salahnya kalau betul dirinya harus
menikah dengan Yuandra, toh dia sudah
memberikan keperawanan padanya. Perdebatan mereka takkan bisa berakhir. Mereka mempunyai pandangan yang berbeda.
Hanya rintihan mamanya Yiandra yang berhasil
menghentikan.
Pagi
yang sendu. Di langit abu-abu
membenamkan matahari dalam peraduan. Tak
tahu sampai kapan. Ataukah memang tak
diberi kesempatan untuk menunjukan pesonannya. Titik-titik air yang jatuh
beberapa kali berangsur. Membuat orang bermalasan. Tidak dengan Yuandra. Terlihat pagi-pagi benar
dia menerima order. Order yang dia lakukan sesaat setelah mengantarkan
mamanya ke ruang operasi. Dokter mengatakan mengatakan kalau butuh waktu lima
jam untuk mengoperasi memanya. Artinya ada beberapa waktu yang bisa digunakan
untuk menerima order. Lumayan lah untuk menambah biaya operasi mamanya. Belum sampai juga mengantar
makanan pada pemesan, gerimis sudah
datang. Terpaksa Yuandra berhenti dipinggir jalan untuk mengenakan jas hujan.
“Ciiiit,” terdengar decit
ban mobil yang sedang direm. Kini mobil itu terlihat mundur. Dua lampu
bagian belakang menyala merah. Pintu mobil terbuka. Terlihar seorang lelaki ke
luar dari mobil. Di tangan kanannya membawa payung warna biru. Sementara hujan
semakin deras disertai sedikit angin.
“Yuan,
kamu masih saja bekerja. Hari ini kamu harus menemani mamamu operasi,” suara lelaki itu memecah
derasnya hujan.
Yuandra
yang mendengarkan suara yang hanya sayup
itu tak mempedulikan. Motornya berusaha
di stater. Dia tahu kalau suara itu suara pak Carlos. Tapi pak Carlos justru
menghadangnya.
Komentar
Posting Komentar