TENTANG PERSELINGKUHAN ITU 11
TENTANG PERSELINGKUHAN ITU 11
Tung Widut
Nila
hanya mampu menunduk. Hatinya berperang dengan perasaannya. Dia merasa
nyaman bersama Pras. Terbersit takut kehilangan.
"Mbak....mbak
Nila.....mbak Nila"
Sebuah suara datang dari kejauhan. Dua orang pemuda
nerboncengn sepedah motor. Tergopoh berhenti.
"Mbak
Nila harus pulang sekarang. " Nada suaranya terdengar gemetar.
Sontak
Nila setengah berteriak " Ada apa dengan Andre anakku?"
Tergopoh Nila mendekati dua pemuda itu. Pras mengikuti di belakang.
"Katakan.
Katakan. Ada apa dengan Andre?".
Dua
pemuda itu sebentar saling berpandangan. Mereka hanya menjelaskan kalau disuruh
mengabari pulang karena ada suaru kepentingan.
Dengan
tanggan gemetr Nila mencoba berjalan menuju sepeda motornya. Dinaiki sepeda
matic keluaran pertama tu. Segera Pras menyahut tangannya.
"Aku
antar."
Mereka
berempat meninggalkan gubuk tua. Pras dan Nila mengendarai mobil, sedang
sepeda motornya di kendarai pemuda yang tadi memberi kabar. Perjalanan
melaju mengikuti jalan sampai unjung desa. Kemudian berbelok sedikit. Sepanjang
perjalanan tak ada pembicaraan. Sesekali Pras melirik wajah pucat Nila.
Sesampai di depan sebuah rumah sederhana Nila berkata
"Ini
rumahku."
Terlihat
sebuah ambulan yang tadi lewat
terparkir. Ada beberapa tetangga yang berkerumun di dalam rumah. Pras
segera membukakan pintu mobil buat Nila. Perlahan Nila pun turun dengan rasa
heran. Tiba-tiba anak semata wayangnya, Andre nerteriak.
"Ibuk......bapak
buk. Bapak....." Suara histeris dari teras rumah. Dia berlari menuju
ke arah Nila.
Badan Nila seakan yak bertenaga. Mendengar jerita
sang anak, dia berjuang untuk melangkahkan kakinya. Tiba-tiba wajah Andre anak
semata wayangnya hilang. Semua menjadi hitam. Gelap. Tiada. Nila pingsan.
Pras
segera membopong Nila ke dalam rumah. Semua tergopoh. Sampai menjelang pemakam
Pras berbaur dengan warga. Menata persiapan pemakaman. Ketika akan dikafani
para sanak keluarga meminta untuk melihat jasad Hardi untuk yang
terakhir. Pak Modin membuka kain penutup. Perasaan Pras seakan di sambar petir
melihat wajah suami Nila.
"Ya
Allah dia lelaki bangsat itu." Katanya dalam hati. Badan seketika
terasa bergetar enahan emosi. Kedua tanganya mengepal. Wajahnya serasa panas
memerah. Rasanya dia ingin berteriak sekuat tenaga.
Komentar
Posting Komentar