Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Bagaimana Ronda di Desamu?

 Bagaimana Ronda di Desamu? Tung Widut Ronda  sahur dilakukan sekelompok orang membangunkan orang untuk makan sahur.  Cara membangunkan dengan menggunakan tetabuhan. Sekelompok orang ini berkeliling desa. Pada jaman dahulu ronda sahur di lakukan oleh para santri. Mereka sehabir salat tarawih, deres (membaca  Al qur'an).  Selesai deres biasanya mereka tidur di surau (langgar). Malamnya mereka secara berkelompok mengadakan ronda. Menabuh kentongan kayu atau bambu.  Sesuai perkembangan jaman, sekitar tahun 1980-an  yang mereka tabuh tidak hanya kentongan. Mereka menambahnya dengan kaleng roti atau curigen minyak. Sehingga mempunyai suara yang antar kelompok.  Para pelaku ronda sahurpun sudah berkembang. Tak hanya para santri tetapi kelompok anak yang rumahnya berdekatan (bertetangga).   Pada tahun 1985-nan ada perkembangan musik yang di gunkan. Mereka menambah dengan besi. Suara besi yang dipukul menghasilkan bunyi mirip keluncing. (Alat musik banyuwangi). Ada pula yang menggunakan  k

Apalagi dengan Mu

 Apalagi dengan Mu Tung Widut Senyum masih menawan Keramahan  dari sisi bibir masir terpancar Untuk apalagi semua disuguhkan Bila hanya sebuah lepalsuan Pergilah dengan keiklasan Semua disadari dari kebiasaan Hitam putih semua sudah ditelan Pergi saja tak apa Hari demi hari bukan untuk sebuah kegembiraan Ketenangan perlu ada pada hati terdalam Morgana tawa sederetan kata-kata merayu Tak kan ada lagi cerita  tentangmu Tentang sebuah perkenalan yang tak berujung Tentang kemauan yang tak  tersambung Tentang segala yang diminta dengan pengharapan Hanya ada permitaan  terkabulkan Tangan ku iklas memberi Hatiku tulus menemani Ridho Tuhan yang dinanti Ingin suatu saat dapat menikmati

Kerling Mata

 Kerling Mata Tung Widut Temaram antara riuh kejujuran Ada permainan dibalik  sorot mata Rahasia yang tak terencana  Spontan mata mengkode pada bagiannya Isyarat  mengikuti alur yang direncanakan Mata-mata nakal Menjerat dengan rayuan dari kejauhan Permainan hati  Mengharap instan tergila padanya Sebelah mata mengkode denga semyum tipis Genit rasanya Kerling sebuah gaya Yang bisa menjadi kebiasaan buruk Sulit ditepis dari raga  Semula  karena ketidak nyamanan Kerling berjuta makna Mata alat penyampainya

Rembulan Kan Sirna

Gambar
 Rembulan Kan Sirna Tung Widut Kenalmu tak istimewa Kata santun rak menjamin menjadi istimewa Hanya sebuah pertemanan karena kecanggihan tekonolgi Sapa sekenanya tanpa makna berlebih Kala setiap saat bercengkerama  Sebagai hiasan hidup  Sebagai teman dalam sepi Yang mengisi hanya saat angin berhenti berkembus Berlalu bersama derai hujan  Berpendar bersama  sinar mentari  Malam akan berbintang Menghilang kala pagi datang Mentari kala pagi Tenggelam malam menjelang Begitu juga katamu Tak pernah  bersarang dalam benak Tak kan tersimpan dalam angan Tak kan abadi seperti karya sejati Jangan mengharap arti Rayuan itu hanya sebuah elengi Hilang bersama waktu di hari pagi

Rayu

Gambar
 Rayu Tung Widut Manis gumpalan awan kata yang terucap Membuka hati agar tertambat Bukan rinai cinta yang diturukan Gericik jalan menuju tujuan Denting air gerimis mengikis hati Perlahan makna kata akan terukis manis Tangan membuka menerima Kasih yang sebenarnya ingin mendapatkan Raihlah tunas dari  dari buah yang di semai Tersiram air hujan subur menjadi Kembali kata rayuan terus menyirami Petiklah buah hasil reka usaha Katamu kau bukan siapa-siapa dan aku tak peduli kau siapa Naluri kebaikan  kutawarkan Bukan hasil semai  lelucon kala tua Inilah yang kau pinta Inilah yang kau suka  Ini pula yang kau harapkan
Gambar
 

Antri Kue Hari Raya

Gambar
 Antri Kue Hari Raya Tung Widut Hari raya kali ini patut dimeriahkan. Pemerintah resmi mengadakan cuti bersama tanggal 2-3 Mei 2022. Legalah bagi para ASN tidak harus mengadakan presensi kerja di hari raya.  Tidak seperti tahun lalu.  Tahun lalu larangan mudik dengan penyekatan ketat di lakukan di setiap ruas jalan.  Pemudik yang terjaring penyekatan benar-benar harus putar balik. Jalan tikus pun sudah dipertimbangkan cara menyekatnya.  Bicara hari raya dari kaca mata emak-emak. Sebagai ratu dafter, emak-emak paling rempong  menyiapkan perayaan hari raya. Awal romadhon sudah membuat perencanaan pakaian  anak-anaknya, suami dan yang paling heboh pakaian sendiri.   Hari demi dilalui dengan kesibukan mencicil  menyambut perayaan.  Tak kalah pentingnya kue lebaran juga menyita waktu untuk dipersiapkan.  Emak-emak ini rela mengantri di sebuah toko kue untuk membeli aneka kue sesuai selera.  Toko buka jam sembilan. Emak-emak rela datang jam  tujuh tiga puluh untuk mengambil nomer antrian. Se

Denting Hujan

Gambar
 Denting Hujan Tung Widut Mendung menggelantung tiba-tiba Menghitamkan langit membawa angin Meliukan memohonan rindang sekalipun Ketika tak mampu bertahan  Tumbang menyerang  makluk diam  Rintik hujan mulai menyapa Berlarian mereka yang punya tanggungan Menampik kenyataan air yang menyerang Denting hujan menghujam genting Jalan tak ampun sampai tergenang Menenggelamkan garis putih penghias  ruas  Bataspun samar terlihat Roda yang kadang tejebak lubang Menjerit mengumpat pemerintah Memanggil koruptor yang tak pernah korupsi Luapan kesal bahkan terjungkal Hujan tak lagi dimaknai denting Kala deras sampai  menciptakan ketakutan  Langit kelabu buram Suara desir angin mengatar air memasuki teras Banjir itu kata mereka Yang menikmati dengan kekwatiran ketakutan dan keresan  Hujan Berhentilah memeluk malam  Mereka ingin  ketenangan  Mereka menyukai dinginmu bukan ancamamu Mereka menyukaimu memasahi bukan membanjiri Tuhan Hentikan esok masih ada hari

Menunggumu

Gambar
  Menunggumu Tung Widut Aku  di sini Menunggu kedatanganmu Dalam setiap detak jantungku Dalam setiap helaan nafasku  Dalam setiap langkahku Dalam setiap rasa hatiku Aku tahu Kedatanganmu sementara buatku Rinduku sebentar terhapus olehmu Kebersamaan hanya sebuah pelepas rindu Setebihnya aku mengharap kau Dapat menyimpan rindu Menyingkat waktu Menggenggam citamu Menjadi raja buat dirimu Aku di sini Akan selalu merundumu Akan selalu berdoa untukmu Selalu membimbingmu Selalu menjadi orang yang paling mengharapkanmu Bulan akan menjadi temanmu kala malam Bintang akan menjadi penghiasmu dikala kesepian Matahari akan menjadi penyemangatmu  Dalam setiap jejak langkahmu Aku akan melihat senyumu kelak Aku akan merasa kebahagiaanmu kelak Aku akan membagakanmu kelak Melihat mahkota kau pakai dalam kehidupan

Lengking Pagi

Gambar
Lengking Pagi Tung Widut Beroga berteriak membangunkan dekur Bersahutan dari segerombol pejantan  Berjauhan  saling melengking Memanggil pagi yang sudah waktunya datang Menyibak embun pagi saat gelap Kala semua masih terlelap Sebagai menanda waktu dengan rasa Berkokok pada jam yang sama Mengepakkan sayap sebagai pemanasan Mengambil ancang-ancang agar lekingan setinggi nada di langit Semua mendengar  mengikuti Lengkingan yang tak kalah tinggi Jago bersama enam betina Paling perkasa terbukti  meneriakan kegagahan Esok saat pagi tiba Akulah yang paling berkuasa Jangan coba mendekatiku Melawan penguasa dunia dengan jalu tajam Siap menancap kepada para  lawan Yang mencoba mengusik ketenangan Pelangi seburat di ufuk timur Waktunya turun mejalani hidup Mengais tanah hitam penuh makanan Di kebun kita berpesta

Rembulan Penuh

Gambar
 Rembulan Penuh Tung Widut Berlaksa purnama menunggu Dalam temaram kesunyian  waktu Kini pertengahan bulan kembali datang tanpamu Kau masih  nun jauh di sana  Janji adalah sebuah janji  Meminta harulah di tepati  Kesabaran dilalui dalam menanti  Berdoa agar kau benar tak pindah ke lain hati Purnama penuh tempat menumpahkan rasa Keriunduan yang semakin membucah Tangis tanpa sapa dirasa setiap saat Kadang bimbang atas kesetiaan Datanglah saat yang tepat Saat purnama penuh kembali bersinar Agar makna remang di hati terjawab Kau masih untuk kehidupanku Berliki hidup sekian jalan Menunggu bukan waktu yang nyaman Segala rindu yang bersarang tanpa tenang Mengharap keutuhan cintanya Tuhan Setiakan hatiku untuknya Sabarkan jiwa menunggu kembali sekian purnama Jalankan  jalankan hidup apa adanya

Keraguan

Gambar
 Keraguan Tung Widut Malam semakin larut Mata tak mau rela terpejam Sekalipun menjemput mimpi yang menjanjikan keindahan Terlena sudah dalam buaian angan Membelai keraguan akan ada  Bersamamu tak mesti meraih kebahagiaan Datanglah padaku saat kau siap Menghadapi ganasnya api derita Akan diseberangi bersama  menuju  alam nyata Jalan terjal berliku menuju padang safana kebahagiaan Disana hamparan kebahagiaan sesungguhnya Kala sayang dan kesetiaan telah teruji tanpa janji Ketika saling mengerti Kala saling menyangi Kala saling menghormati Berdiri siap menanti Menanti kau datang menjemput bersama sinar mentari Menyibak pagi Akan menyirnakan malam Menghapus kegelapan mencapai kebahagiaan Keraguan masih ada di lubuk hati Sampai kini tak datang untukku

Bersamamu

Gambar
 Bersamamu Tung Widut Malam berhuas bulan penuh Purnama indah di nikmati berpadu alam Remang terlihat seyum  sempurna Kedamaian ada pada pelukan Sambil bercerita masa depan demi kita Jemari digenggap tanda sebuah kesungguhan Janji akan setia menemani malam Lambaian bayang-bayang  tertoup angin Berbisik alur cinta yang jadang goyah Kali ini tidak Kesetiaan demi sang kekasih  Arungi malam di bawah langit berhias bintang Musik dari jengkerik mengalun tinggi Seiring ungkapan cinta yang tak terlerai Ukir rasamu kepadaku Bisikan cintamu padaku Berikan jiwamu padaku Mesraksn kata ditelengaku Akupun akan begitu

Sapa Malam

Gambar
 Sapa Malam Tung Widut Sebutir kata terlontar Rindu seketika terbayar Bunga di bawah sinar rembulan bermekaran Memancar wangi mengharumkan seluruh alam Bintang kemerlip bertaburan di atas langit Senyum simpul terlihat dari wajah sapa Puas rasanya Sapa dihargai  sehalus rasa Melepas rindu membelenggu Menari diantara terangnya langit Cahaya memancar dari diri Menyambut sapa dengan kasih Canda tiap helai rangkaian kata Membuat hati terbahak bahagia Ini lah sesungguhnya yang bisa menghapus kerinduan Yang menyiksa dalam setian helaan nafas Jangan pernah lagi kau tinggalkan Hatiku sepi sendirian Rasanya tak sanggup dirundung rindu berkepanjangan

Cerita Malam

Gambar
  Cerita Malam Tung Widut Malam Angin bawa rundu ini padanya Hati terasa gelisah selalu Rembulan memaksaku memendam Menghibur dengan lagu senada angin tipis Menerpa dedaunan dalam gelap Bergoyang pelan tapi pasti Seperti rindu saat ini Kesetian bintang terhadap rembulan Menghamba demi cinta yang bahagia Begitu juga aku kepadamu Ku berikan seluruh cinta Ku tuangkan semua kesetiaan Ku bayarkan kebahagiaan Ku jalin cerita indah Sebesar hidupku Burung berikan cerita cintaku Kepada angin yang berhembus Kepada malam yang gelap Kepada rembulan dan bintang Aku ada untuk dia #13042022

Mengapa

Gambar
 Mengapa Tung Widut Kau menjauh dariku Apa hanya persinggahan untuk mengukir cerita indah Lalu pergi tinggalkan begitu saja Sulit rasanya rasa ini Terlanjur menjadi prasasti Selalu di hati sampai entah kapan nanti Kau siksa aku dengan rindu Yang kau tanam di waktu lalu Sekarang entah kemana aku mengadu Angin pun tak tahu dimana dirimu Siang malam datang berganti Tak satupun hari terhiasi Hanya kesedihan yang terasa kini Tanpamu pujaan hati #11042022

Cahaya Kerinduan

Gambar
  Cahaya Kerinduan Tung Widut Datangnya malam tak bisa di pungkiri Kan datang setiap waktunya Gulita terasa membara Kala lentera tak mampu menerangi hati Seberkas sinar dari kejauhan Memantulkan remang keindahan dengan sejuta harapan Menghampiri hati yang kesepian Begitu berarti  dari hati terdalam Merah hijaunya sinar dinilai dari pijar Terangnya perhatian menjawab kegundahan Semakin mendalam kala larut semakin dekat Langit berhias bintang pada alam yang luas Menghampiri cinta dalam penantian Bersatu dalam  hati yang saling  suka Kegundahan kini terjawab Hanya sebuah sapa sebagai lentera Menjadi pahlawan penghilang sepi Melebihi matari di siang terik # 09042021

Suka-suka

Gambar
  Suka-suka Tung Widut Sekian lama berperang dengan kemalasan Dinginya pagi ditebas bersama dua roda yang setia Menggelinding menyibak embun pagi Menghatam rasa kantuk yang masih tersisa Kejenuhan demi kejenuhan menghampiri setiap saat Semangat mulai redup harus di hapus Tawaran bolos dari teman selalu menggoda PR terus menumpuk menjadi beban  Rasanya hidup tak ada senyum Otak berfikir menyiasati tugas berlembar Membelenggu kebebasan memaksa diri untuk terus memutar otak Sekarang bisa terbahak Bercerita sambil bebas tertawa Berlenggok seirama suara fales teman seperjuangan Aku teriakkan kebebasan hari ini Saat semua perjalan hampir selesai Aku berjoget mengekpresikan diri  Pelepas kerak ilmu  yang tak pernah dipahami Hari ini  Hari terakhir mengukir cerita di kelas Esok hanya soal yang dihadapi Setelah itu  Selesai

Bersamu

Gambar
 Bersamamu Tung Widut Kebersamaan abadi Dibawah sumpah karena Allah Resmi sebagai pasangan sampai mati Setia tak akan ada yang mengganti Besarnya cinta membawa kami Ke alam nyata sebagai sumpah janji Yang harus di tepati sampai kini Sampai ajal mememisahkan dari bumi Rasa sayang yang kini bersatu  Di bawah naungan cinta yang membuat bersatu Pada sepanjanh waktu Cinta ada selalu Kasih Jangan buat aku merintih pedih Karena merasa hati luka terasa perih Bahagiakan 

Kerinduan

Gambar
 Kerinduan Tung Widut Rada itu kembali ada Tak tahu mulai kapan bersarang Waktu menjadi penyiksa Bila tanpamu menyapa walau sekata Akankah hari terus begini Hidup dalam rindu tsk berujung Hanya sua lewat angan Membawa jemari menulis nada mesra Debat-debat kecil membawa suasana Kehangatan yang sedikit dipaksakan Agar waktu semakin panjang Saling mencurahkan rindu yang terpendam Hati membawa kembali datang Setiap saat ada waktu luang Ingin kebersamaan selalu Dalam angan dan nyataku Tuhan Salahkah bila rindu ada antara awang-awang Sebagai penyemangat hidup tanpa dosa Tuhan Sirnakan   Rindu datang setiap saat  Rindu cukup menyiksa dalam setiap nafas Redakan semuanya

Pernah Ku Miliki

Gambar
 Pernah Ku Miliki Tung Widut Lima jemari sudah bersamamu  Dalam suka duka sempanjang perjalanan sekolahku Rasa sayang semakin menggebu Sanjungan dilontarkan setiap waktu Yang telah menema dari putih abu-abu hingga beralih ke bangku Menjadi belahan jiwa  Mengantar kemanapun kemauanku Hari dalam detak jantung Tak terlepas bagai jalan tak berujung Sampai suatu waktu Menghilang dari mata bukandari hatiku Ku laknat yang memisahkan Ku umpat yang datang sekelebat Ku doa  yang mengambilnya Hanya karena aku sadar hamba pendosa Kini kenangan itu sering hadir Saat bersama yang berbuah rindu Kini angan kembali untunya Yang telah menghilang dicuri orang Biarlah semua ada Biarlah itu menjadi rejekinya Biarlah tinggal kenangan Semua karena aku hanya sebagai hamba Yang hanya bisa meminta Yang hanya bisa berusaha Yang hanya bisa  menangis Karena tanpa mampu menjaga Karena tanpa mampu mencipta Karena tanpa mampu memberimu lebih Karena tanpa Mu yang meridoi

Selalu di Hati

Gambar
 Selalu di Hati Tung Widut Kebersamaan semu Dua hati yang bisa menyatu Dalam kehidupan maupun angan Beryemu hanya sebuah jalan hidup Tak tahu mengapa Lama rasa itu ada Kadang mimpi membawanya tanpa kata Hanya hiasankah Atau rindu  tak tersampaikan Kejatan mungkin sebuah pernyataan Menyakiti bila dirasa Tak suka itu dasarnya Kembali perjalansn hidup dalam jalan panjang Demi hari dilalui dengan takdir yang lain Sisa rindu yang kadang datang tanpa ditepis Walau kebencian selalu hinggap lebih merajai  Apapun cerita yang ada  Namamu tetap terukir dalam perjalanan hidup  Terkenang tanpa cela  Hanya kebaikan yang terabaikan Dalam sebuah buku harian kehidupan Ku penuhi namamu dalam setiap lembar Hanya namamu yang terbaik Dari sekian kehidupan

Menggapai

Gambar
 Menggapai   Tung Widut Impian bukan saja dalam tidur Harus bangun menyusun kemuatan Merenda jalan membentuk imajinasi Yang perlu di perjuangkan hingga tercapai Setiap langkah di jalan terjal Menuai nikmat kala benar cita tergenggam Sebua bintang menjadi tujuan Pengobat lelah  diakhir perjuangan Janganlah  ragu menembus kabut Gelspnya malam lelahnya tubuh Niat terucap awal  gerakan Kaki menapaki jalan menuju angan Tangan meraih dengan setiap hurup dan angka Terukir dengan sejuta makna Sebagai tangga berjalan ke awang Penuh bintang bertaburan Tuhan akan memberi nikmat  Bagi yang menyusun jalanya sendiri  menuju awan Berserah diri dalam kesunyian Menikmatinya sebagai suatu nikmat

Alur Kehidupan

Gambar
 Alur Kehidupan Tung Widut Cerita perjalanan hidup Tak bisa  dirancang diri Kadang seseorang hadir begitu saja Tanpa kita sadari menjadi yang terbaik saat ini Hidup bak cahaya morgana Indah terlihat dari kejauhan Gemerlap menyilaukan mata Terasa takut melihatnya Sejantinya morgana hanya sebuah ilusi  yang patut dicurigai kebenaran Ini bukan rayuan yang membuat cinta tersungkur Ini bukan bualan yang bisa  menghapus rindu  Kenyataan sebagai alur kehidupan Terasa pahit bila salah guna Manis kala benar berhasil berjuang Jangan terlena Bunga akan layu pada waktunya Kaya akan sirna bila tangan tak mampu menggegam Cinta akan luntur dengan derita Sejuta yang bisa berbalik dalam kehidupan 

Sendiri

Gambar
 Sendiri Tung Widut Tanpa angin menyapa Lengang sendirian duduk Termenung memikirkan hidup Tak berhenti sehelaan nafaspun Silih berganti  masalah datang Datang dengan sejuta tangisan  Seakan menyahut nyawa dalam kehidupan  Saat tangisan reda Kebahagiaan kembali tergenggap Senyum terlihat  dalam setiap langkah Malam akan kembali datang  Disetai badai yang membuat kembali tersungkur Sedih dihati meledakkan rasa Merontapun tak  mampu terlepas Sujud kepada Nya Hanya itu yang mampu mendatangan angin yang datang Membawa kebahagiaan Sepanjang masa