Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Kembali

Gambar
  Kembali Tung Widut Lagu mengalun indah Lampu kemerlap kembali Dalam panggung kehidupan Pasanga surut hidup silih berganti Mutiara yang dulu menjauh Kini kembali meraih jemari bertaut Rindu membawa kebersamaan Mendatangkan kepercayaan Cinta sebagai raja Rasa semakin  erat Senyum kembali berkembang Mekar yang kesekian kali Berseri semakin indah Nikenakbar28022024

Diam

Gambar
  Dalam Diam Tung Widut  Jangan bunuh aku dengan cintamu Pengorbanan ku memang tak berarti Lebih baik aku menderita Dari kau tinggal tanpa kabar Rumah tangga yang baik saja Tak tahu mengapa diterjang badai Karena tindakan mu Aku memilih bertahan dalam derita Tatapan mataku dapat dilihat isi hatiku Betapa menderitanya Tapi itu irama hidup  Demi cinta aku bertahan Menanti di depan pintu Setiap hari dengan sejuta doa Terucap dari bibir penuh harap Kau kembali menuju pintu ini Pintu yang kau lewati terakhir kali 27022024

Tangisan Rindu

Gambar
  Tangisan Rindu Tung Widut Tangisku tak tertahan Kala rindu karena kau tinggal Kau setega itu itu  Ak selalu berdoa  Agar kau  kembali kepadaku seperti  dulu  Walau sebenarnya aku sadar Semua itu tak mungkin Aku menunggu di ujung rinduku Selalu menunggu Saat rindu menggebu Saat ingat kepadamu Saat mengharapkanmu Kau yang jauh di sana Tidakkah kau merasa Tidakkah kau mendengar Tidakkah kau rindu Seperti yang pernah ku ucapkan  Kala masih bersama 26022024

Hujan

Gambar
    Hujan Sore Tung Widut Di atas kolam telukis Air jatuh menyentuh permukaan Hujan sore memberi irama Suara khas air bercerita tentang basah Dingin mulai merambat Bersama denting di atas atas seng Riuh terdengar bagai perang dunia Menyebalkan sekaligus menyegarkan Sore jauh dari jingga Tak terlihat walau langit belum gelap Hanya kelabu sebuah hamparan memayungi Memberi keindahan tersendiri Hujan tak reda sepanjang sore Kepul asap dari dapur rumah bambu Tunggu membara memberi aroma Gorengan ketela membuat imajinasi merana Asap itu menembus gerimis Dari sela atas mengepul estetik Hujan bercerita  Terlihat seorang kakek di teras dapur Bersila di atas balai bambu   Dengan secangkir kopi hitam disampingnya Menjepit rokok kretek di sela jari 25022024

Aku di Separuh Cermin

Gambar
  Aku di Separuh Cermin Tung Widut Separo cermin telah pecah Hancur tak lagi mampu di satukan Puing terbuang bertahun lalu Tinggal cermin usang tak utuh Tertempel pada dinding buram Wajah ku di separo cermin  Tetap ada penuh ketika posisi benar Berhadapan saling melihat  Tanpa cela terlihat Seperti sebuah kata Aku tetap  diriku Betapa orang memandang Sebagai cermin  apa adanya Memberi bayang tanpa diubah Wajahku tak hancur separuh Wajahku tak terbuang sebagian Wajahku  tetap penuh Walau cermin tak lagi utuh 21022024

Mereka Bercerita

Gambar
  Mereka Bercerita Tung Widut  Cerita mereka Tentang pengalaman pertama Pemilu membuat mereka harus memilih Entah perhitungan mereka Ikut-ikutan Keren-kerenan Sesuai hati Atau...... Yang cantik Yang menarik Yang kaya Yang pintar Segala alasan Sejuta cerita terucap Dari bibir muda edealis tinggi Tanpa berfikir Tanpa harapan Tanpa pamrih  16022024

Mari

Gambar
  Mari Tung Widut Hasil sementara telah terlihat Ada pemenang diantara mereka Senang sedih ada Dari wajah mereka Perjuangan hari ini bukan titik akhir Hasil evaluasi diri yang sebenarnya  Memantapkan rencana masa depan Tanpa prasangka Mari kerjasama Jangan terlalu lama memendam luka Semua tidak hanya diri yang menentukan Semua berperan 15022024hasilpemilu

Malam Mendebarkan

Gambar
  Malam Mendebarkan Tung Widut Ini malam menegangkan Menyosong pesta esok hari Para rakyat berperan  menata negeri Tanpa berkuasa Suara penentuan ada di hati Jangan mainkan Jangan sepelekan Jangan pula cuek Satu penentuan  dari hati Menyubang ukiran nasib bersama Tentang hidup dan kehidupan  Seakan tak berarti Tapi kau akanenyesali Ketika benar jemari Lalai mewakili hati 13022024

Kabut di Sudut Sekolah

Gambar
  Kabut di Sudut Sekolah  Tung Widut Kabut membawa sepi Masih sunyi Sudut sekolah dikuasai  Dedaunan  basah Daun menyelimuti Rasa dingin Mereka hanya menggeliat dikala jam dinding berbunyi Tak perduli  Masih murung dengan rasa dingin Tanah lapang masih sepi Senyum belum terpancar  Semangat tumbuh  bersama mentari Berlari menuju pintu yang hampir tertutup Keringat pun belum mengalir Sampai mereka berdiri berbaris  Pagi berkabut Sudut sekolah sepi Pagi berkabut Sekolah masih sepi Pagi berkabut Ada di sini 12022024

Gadis Senja

Gambar
  Gadis Senja Tung Widut Temaram sinar mentari Berseri menyapa pantai Bak senyum gadis senja yang menikmati Setiap detik perjanan mentari  Menuju mimpi Dengan bangga duduk menghadap pemandangan Nun jauh  alam hijau menuju perbukitan Melekuk ke bawah ke bibir pantai Sinar sore mewarnai Duduk bercengkrama dengan secangkir kopi Tak lupa mengabadikan dengan gaya estetik Sebenarnya hati galau Tertutup foto indah seakan berseri Datang berduyun bersama teman Memburu sinar mentari jingga Di Ufuk barat menyampaikan salam perpisahan Senyum ramah berjanji esok kembali 09022024JLS

Semangat Belajar

Gambar
  Semangat Belajar Tung Widut Lampu mulai menyala Lembar demi lembar buku di buka Terlihat gambar dan beberapa kata Menyertai di bawahnya Mengeja awal belajar Berusaha mengucap kata asing Sulit di ucap dengan lidah Jawa Tak fasih diulang-ulang Mulai dari kata sederhana Nama benda yang dijumpai Setiap hari dilakukan Berulang ditanyakan Semakin sering di ulang-ulang Sampai lidah bisa  hampir sempurna 06022024

Pertemuan

Gambar
  Pertemuan Tung Widut Sebuah pertemuan Berkumpul bersama teman sejawat Sejajar dalan pekerjaan Membahas tentang kita Kita dalam kesempakatan Jangan pernah ingkar Kwajiban harus dilakukan Pertemuan kali ini Keluh kesah disampaikan Rasa berat di otak  Menjadi beban bersama Mari kita mengurai Setiap rasa yang pernah ada  Hilangkan resah gelisah  Menuju kebahagiaan Kita bersama 02022024

Mawar Saat Badai

Gambar
  Mawar  Saat Badai Tung Widut Angin bertiup kencang Menggoyangkan setangkai mawar merah Berdiri tegak diantara dedaunan Bergoyang hebat Berlindung di bawah reribunan Berdoa agar tangkai tak patah Tetap tegar dalam kesendirian Tanpa bambu penyangga Langit gelap menakutkan Seakan akan runtuh memendamnya Memandang garang akan menerkam Bunga mawar tegar berdiri Memandang langit memperhatikan angin Tak mampu menolak Kala para penjahat mengancamnya Senyum terkembang dalam kegalauan Itu yang dia bisa Selaluenampakkan keindahan Walau bahaya selalu mengancamnya 01022024