SERPIHAN CERMIN RETAK 5

 


SERPIHAN CERMIN RETAK 5

Tung Widut

Pak Carlos yang sejak tadi berdiri di samping mamanya sangat terpesona melihat Yuandra menawarkan barang. Dipandanginya wajah Yuandra dan semua gerak-geriknya. Tak terlewatkan sedetikpun.

            “Sudah,  mama pilih yang mana? Ambil aja!” kata-kata pak Carlos sambil  memandang genit kepada Yuandra.

            Yuandra yang sejak tadi merasa diperhatikan gerak-geriknya pun berusaha mencuri pandang  wajah  pak Carlos. Ketika pandangan mereka beradu pak Carlos  melemparkan senyum yang termanis.

 

            “Nah kalau cari cewek itu seperti mahasiswa yang jual bedak tadi. Tutur katanya             halus, anaknya cantik lagi, Kamu itu cari cewek aja nggak bisa.”

            “Memang mama suka sama dia. Mama itu seakan-akan tahu apa yang pikirkan h            anaknya. Kalau begitu, carlos  akan semangat berjuang.”

            Itu pembicaraan Carlos dan mamanya saat berada di mobil dalam perjalanan menuju pulang. Selain pujian itu masih banyak pujian-pujian lain yang keluar dari bibir mamanya dan juga cela kepada cewek-cewek yang pernah perkenalkan kepadanya.

 

            Beberapa hari berikutnya pak Carlos  berusaha menemui Yuandra di tempat kerjanya.

            “Yuandra aku ingin bicara sama kamu.”

            “Maaf saya bekerja.”

            “Oke aku akan membeli semua produk ini dan kita bicara.”

            “ Maaf  tidak boleh  produksi  di sini dibeli oleh satu orang.”

            “Oke.”

            “Bapak pilih saja nanti kami akan menghitungnya.” Jawab Yuandra ketus.

            “Win tolong batu saya, layani bapak ini.” Pinta Yuandra kepada temannya.

            Lalu dia berjalan meninggalkan Pak Carlos dan temannya dengan alas an ke  kamar kecil.  Baru beberapa langkah Pak Carlos sudah menyusulnya.

            “Yuan aku ingin bicara sama kamu.”

            “Maaf, saya ada keperluan lain.”

            “Yuan. Aku serius.”

            Yuandra berusaha  menolak. Dia terus berjalan meninggalkan pak Carlos.  Sedang pak Carlos berusaha menahan Yuandra dengan memegang tangannya,  tapi Tuandra berhasil menghindar.

            “Yuan aku hanya ingin bicara. Aku tunggu kamu sampai pulang nanti.” Ucap pak Carlos lirih. Wajahnya menandakan dia sangat berharap bisa berbicara dengan Yuandra. Sekarang keduanya diam. Mata  Carlos  memandang  dalam-dalam wajah Yuandra. Wajahnya menandakan kalau dia benar-benar ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting baginya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja

Setangkai Mawar Kuning