SERPIHAN CERMIN RETAK 19
SERPIHAN
CERMIN RETAK 19
Tung Widut
“Kau
belum tidur?” suara itu sangat mengagetkan Yuandra. Dia segera membalikkan badan. Seorang
laki-laki sudah berada berdiri di belakangnya.
Segera dia mengusap air matanya.
“Kau
sedih,” tanyanya lagi.
Yuandra
hanya menjawab dengan langkah mundur. Seakan dia takut kalau lelaki itu
mendekatinya.
“Boleh
saya mendekat? Tidak apa-apa kalau kamu masih curiga. Saya bisa bisa berdiri di sini.”
“Ini
rumah pak Carlos.” jawab Yuandra.
Pak
Carlos mengulang pertanyaan yang sama.
Pertanyaan yang belum dijawab tadi. Dia juga mengajukan beberapa pertanyaan
tentang Kesehatan Yuandra hari itu.
“Lihatlah rembulan. Dia kelihatan sangat indah. Setiap malam banyak orang menungguinya. Semua orang memuja keindahanya. Para
penyair menggunakan menggunakan lambang
kecantikan, kedamaian, keindahan dan
sejuta kebaikan untuk
rembulan. Kenyataannya kita tahu,
dia tak mempunyai sinar sendiri
seperti yang mereka lihat.“
Yuanta
hanya diam dan menunduk. Dia tak tahu harus berkata apa. Ya, hanya bisa diam
dan mendengarkan ocehan pak Carlos.
“Begitu juga orang menilai aku. Aku
seorang play boy. Orang yang tidak beperasaan. Memacari semua mahasiswa yang
cantik. Yang perlu diketahui, merekalah
yang datang padaku, merekalah yang
ngajak ku diskusi di luar dengan segala dalih. Aku hanya menuruti mereka
diskusi secara santai. Aku hanya
melayani mereka, tapi menganggapnya itu yang romantik. Kelemahanku, aku tidak bisa menolak wanita walau hati
kecilku tak suka. Satu kesalahanku yang tak bisa aku maafkan,” dia berhenti berbicara.
Dan memandangi wajah Yuandra dalam dalam.
Sedang
Yuandra sendiri melihat wajah sendu pak Carlos.
Wajah yang begitu terlihat sedih. Lalu dia menunduk. Menanti ucapan
lanjutan kata-kata pak Carlos.
“Kesalahan
kita,”lanjutnya singkat.
Tubuh
Yuandra terasa bergetar. Keringat dinginnya mrmbasahi seluruh tubuh. Lidah rasanya pahit , wajahnya terasa panas.
“Orang
lain boleh berkata apapun. Tapi
kebenaran yang aku rasakan selama ini. Akan aku tunjukkan buktinya,”
Pak Carlos berjalan memasuki ruangan.
Yuandra mengikuti dari belakang. Dia menuju ke sebuah kamar yang memang tak
pernah dibuka selama Yuandra tinggal. Ya kamar itu kamar saat mereka berdua
berbuat salah. Di bukannya pintu lalu keduanya dengan berjalan pelan masuk
kamar. Yuandra yang kelihatan ragu hanya sampai depan pintu saja.
Komentar
Posting Komentar