SERPIHAN CERMIN RETAK 15

 


SERPIHAN CERMIN RETAK 15

Tung Widut

Hari itu mendung benar-benar menyelimuti langit abu-abu. Daun hijau diselimuti duka yang sangat mendalam. Bunga-bunga yang ada di taman rumah tak mau bermekaran. Seakan juga merasakan duka yang sangat mendalam. Semua upacara pemakaman  telah usai. Yuandra dengan pakaian serba hitam  menangis di pusara mamanya. Keempat sahabatnya tetap memegangi tangannya. Merayunya untuk diajak pulang. Tak bergeming. Tetap bersimpuh sambil menguraikan air mata.

Pak Carlos perlahan-lahan mendekati Yuandra. Dengan kode pandangan keempat temannya bergeser ke samping Yuandra.  Sambil berjongkok  Pak Carlos  berbisik.

“Iklaskan mama. Jangan  menangis.  Biar mama bisa terang jalannya           menuju surga. Kita pulang.”

Pak Carlos membimbing Yuandra untuk berdiri. Perlahan diajaknya kaki-kaki munggil Yuandra  pulang.

Dihadapan  temannya,  Pak Carlos menawarkan untuk mengajak Yuandra tinggal  di rumahnya. Rasanya tak tega kalau harus meninggalkan Yuandra dalam keadaan sedih sendirian.  .  Ajakan itu justru membuat empat temannya melongo. Bagaimana tidak, Pak Carlos yang terkenal Playboy itu memberi tawaran  kepada Yuandra untuk tinggal di rumahnya. Semua orang pasti berpikir negativ.

Pak Carlos  seorang dosen yang tajir,  ganteng. Bagi gadis yang disapa saja  pastilah suka,  bahkan hampir semua mahasiswa merebut perhatian. Maka itulah pak Carlos di cap Playboy.

“Saya tahu kalian pasti ragu dengan tawaran  saya,  tapi kali ini kamu jangan berpikiran negative. Ada ibu saya  di rumah. Beliau kebetulan nggak ada temanya. Kalau kalian masih ragu. Ok….,  aku nanti tidak tidur di rumah.”

Mereka berempat saling berpandangan kembali.

“beri aku kesempatan membuktikan. Kalian bisa kapan saja penghubungi    Yuandra.”

Helaan nafas panjang mengghiasi keraguan.  Empat sahabat menghantarkan ke rumah pak Carlos dengan rasa was-was. Sahabatnya memang sangat perhatian, tapi tak mungkin menemani Yuandra yang sedang terpuruk dalam seharian. Berat rasanya hati mereka tapi ini lebih baik.

Kala di depan pintu. Mama pak Carlos sudah menyambutnya dengan ramah. Empat sahabatnya pun semakin heran di buatnya. Selama menjadi mahasiswa taka da tanda setitikpun mengarah pada hubungan akrab. Ceritapun tak oernah terdengan. Kini hubungan antara Yuandra, pak Carlos, dan mama pak Carlos seakan sudah menjadi keluarga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja