KABUT DALAM BADAI 8
KABUT DALAM BADAI 8
Tung Widut
‘’Yoooooook terus. Terus, terus……,”
teriaknya lantang sambil menjauh dari mobil.
Indu
segera menjalankan mobil sesuai aba-aba anak laki-laki itu. Penuh
konsentrasi.
Hanya beberapa menit saja Indu bisa
berkonsentrasi. Di sebuah belokan dia
berhenti. Ditariknya nafas dalam-dalam. Kembali teringat saat di tempat itu. Menikmati indahnya kota Batu dari
ketinggian. Arera dengan manja menyandarkan kepala di bahunya. Bahuyang membuat Arera terbang ke langit dalam buaian
asmaranya.
Hp-nya berbunyi. Nomor Arera yang memanggil beberapa kali. Tak dijawab, tapi Indu sadar harus mengajukan
kembali mobilnya.
Map
di HP menunjukkan sampai tempat tujuan. Rumah cat hijau dengan halaman yang
luas. Terlihat sebuah mobil terparkir di
sana. Lima sepeda motor yang yang salah satunya milik Arera.
matiin
dulu mereka kata karena dingin semuanya keluar hurufnya rasa pahit lidah
membayangkan kan kalau kedatangannya sudah disambut oleh keluarga besarnya
ternyata itu akan diselesaikan oleh orang tua dan suaminya.
Tubuh
Indu mulai bergetar keringat dingin membasahi tubuhnya. Mulutnya terasa pahit
dia sudah tidak bisa berpikir.
Kedatangannya sudah disambut oleh keluarga besar Arera. Indu mengira masalah akan diselesaikan oleh orang tua dan suami
Arera saja.
“Assalamualaikum,” ucapan salam Indu sambil
masuk rumah orang tuwa Arera.
Terdengar jawaban salam yang bersamaan dari
dalam rumah. Ada satu suara yang membuat
Indu semakin bergetar.
“Iki
ta wonge. Lek gae adikku macem-macem,
tak tugel gulune,” suara dari salah
seorang. (Ini ta orangnya. Kalau adikku dibuat macam-macam, saya penggal
lehernya). Wajah Indu seketika puca. Tangannya bergetar. Dia sudah tidak bisa
berpikir lagi. Dengan hati-hati Indu menceritakan pertemuannya pertama kali
dengan Arera. Arera terlebih dahulu
menawarkan untuk menjadi teman dekatnya.
Mengaku kalau tidak bersuami. Itulah yang menyebabkan Indu berani
mengajak Arera jalan-jalan dan beberapa kali menginap di hotel.
Sedangkan Arera
menunduk mengiyakan semua cerita yang disampaikan Indu.
“Aku
tetap cerai,” kata Arera ketika keluarga
besarnya menanyakan keputusan Arera.
“Ra.
Aku masih beristri. Tak mungkin
istriku mau menerima kamu. Kembalilah pada suamimu. Marilah kita perbaiki
kesalahan kita, “ ucap Indu di saksikan keluarga besar Arera.
Komentar
Posting Komentar