KABUT DALAM BADAI 5
KABUT DALAM BADAI 5
Tung Widut
“Beb, aku butuh
orang yang bisa aku ajak bicara,” katanya
kepada Indu.
“Kamu selalu selalu bilang sibuk,”
lanjutnya.
Selanjutnya, bila Indu berlasan
untuk menghidar Arera selalu melakukan hal yang aneh-aneh. Pergi dari rumah
sampai beberapa hari pun pernah. Sampai perusahaan dia tempat kerja akan mengeluarkanya.
Indu semakim tak bisa menolak. Dia mulai merasa ada getar lain karena selalu
dimanja oleh Arera. Apapun keinginan Indu selalu di penhi. Asalkan bersama
Arera.
Akhirnya malam itu.
Bandra mendatangi rumah Indu. Indu menghela nafas mengingat perjalanan jalinan
kisahnya bersama Arera.
Pagi mulai tiba. Indu tak sadar.
Apakah dia benar sudah tidur atau tak sempat.
Kalau pun tidur mungkin hanya
beberapa menit saja. Pikirannya kalut membayangkan apa yang terjadi nanti.
Ketika benar-benar dia mendatangi keluarga Arera anntinya.
Dirasakan saat itu badannya masih
terasa berat, pegal-pegal, dan matanya
lengket. Capek yang kemarin belum juga
hilang. Dia pun teringat dengan
kata-katanya semalam. Menemui keluarga Arera hari itu juga.
Matahari sudah meninggi. Embun tak
ada lagi. Dedaun hijau di depan rumah sudah kering. Pertanda hari sudah beranjak siang. Seperti hari-hari biasa, saat
dia akan berangkat bekerja. Perlahan di
keluarkan mobilnya. Mobil yang setiap hari digunakan untuk bekerja
sebagai taksi online. Ada yang beda berangkat kali, ini wajah istrinya yang cemberut.
“Aku berangkat dulu,” pamitnya. Istrinya
tak menjawab. Dia juga tidak tak peduli dengan wajah cemberut yang
dipasang istrinya.
Mobil melaju diantara deru jalanan
Kota Surabaya. Menyibak kota terbesar di provinsi itu. Bagi Indu memang bukan hal yang menarik.
Setiap hari pekerjaannya menyusuri jalan kota Surabaya. Mobil sengaja
dilanjutkan dengan kecepatan sedang. Dia menyadari hari itu tidak bisa berkonsentrasi
melihat jalanan. Selain badannya, capek
dia juga sangat gelisah.
Hampir ke luar kota Surabaya, Indu
menyalakan maps di hpnya. Dia tekan bagian gambar microfon untuk mencari arah
kota Batu melalui Cangar. Maps menyala.
Arhan dari Google Maps selangkah demi selangkah ditaatinya.
Komentar
Posting Komentar