Layu dalam Genggaman

 Keindahan Dulu

Tung Widut




Luka menganga yang tak kan terhapus

Terasa nyeri di ulu hati

Seribu tahun pun tak sempurna untuk di jawab

Sebuah dendam di bawa ke lahat


Keindahan taman dengan wangi bunga

Semerbak membawa surga  datang di hadapan

Tinggalkan sewarna bunga

Untuk kah warna yang lain


Bukan kumbang yang salah menghisap madu

Setangkai hanya sebuah  segaris hidup

Kan kembali hinggap dan melupakan 


Akan kah setangkai layu karenanya

Bukan karena  taman telah menciderai

Sisi -sisi yang direnungkan

Jangan di pihak yang salah




Kau Tinggalkan

Tung Widut



Sejuta kata yang terucap

Ungkapan terdalam berbuah sanjungan

Atas kesabaran dan kebijaksanaan


Kain yang bercorak halus

Lekuk setiap gambar indah di pandang

Memancarkan cahaya mulia 

Tangan dingin telah melukisnya

Warna senada tak pernah beralih pandang


Kala api asmara menyambar sedetik

Rasa di ulu meluruhkan  citra warna

Buram berkeping sungguh tak sempuna 

Hilang sudah sejarah dalam cerita


Tinggalkan kebaikan menuju jalan yang tak berujung

Di usia yang tak lagi dewasa

Menyelimuti tuwa tak terasa






Anugrah

Tung Widut



Tatkala cerita tlah berubah

Mendung menggelatung  sirna sudah

Bulan kembali berjanji dengna mentari

Bergantia menciptakan keindahan


Kan dinikmati penghuni surga

Dengan titah duka yang terlewat

Kesedihan hilang terbawa angin derita

Sayup seruling datang membawa kedamaian


Syukur dalam sujud telah terwujud

Benang merah kebahagiaan telah sirna

Jurang kenistaan tak lagi menganga

Nafas lega ada sampai asa 



Arti Mimpi

Tung Widut


Bunga malam yang datang tak direncana

Datang begitu saja

Ketika malam terlelap dalam tidur

Saat raga terlepas dengan kenyataan


Datang sebuah  cerita

Samar tentang adanya tema

Utuh dengan rasa yang mengambang

Walau kadang sadar itu hanya mimpi belaka






Seikat Kata 

Tung Widut



Bukan lagi sebuah sanjungan di lontarkan

Sebagai pengagum diam-diam

Selalu menikmati setiap  goresan 

Mengeja berulang sampai hafal tiap jeda


Terlihat keangkuhan semu

Jauh dari senyum menawan

Melirik pun tidak


Benar-benar telanjang dalam buku

Bukan hanya mimpi  malam  

Wajah terbakar rasa malu

Genggam erat sebuah kata terlontar

Simpan komentar


Dia sudah  dewa dalam cerita

Telanjur percaya

Bila benar adanya sebuat firasat

Yang kan datang kala mata terbelalak memghadapi dinia nyata



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja