Puisi Hujan

 

Camar di Bawah Hujan
Tung Widut




Beribu kawan meramaikan senja
Tak lengkap dengan jingga merona
Hujan menghapusnya dari pandangan
Menjadi kelabu memayungi hijaunya dedaunan

Mereka menggelepar membuat lingkaran 
Menukik merendah bersautan  
Membentangkan sayap menunjukan keperkasaan


Menikmati rintik di lautan kelabu
Hawa dingin tak ada ketika bersama
Alam di bawah memberi segudang rejeki
Makanan yang bisa di dulang setiap hari


Gelap kan tiba 
Bermain sebelum benar peraduan benar memanggil
Ini saat terindah





Kabar Duka
Tyng Widut


Kabar tanpa tangisan
Hanya bayangan keduaan menhantam sebuah keramaian perhormatan terakhir
Layaknya upara  di gelar


Semu memang
Semua hanya cerita dulu kala
Saat dunia datar dengan hiruk pikuk
Hanya berisi irang-orang berambisi diri

Kini irama hidup telah terwarnai
Semua diam di rumah sudah tertulis bak pelangi
Layar hp yang bercerita
Tentang ramainya berita dunia

Kala kabar duka tertulis
Hanya rintihan doa yang bisa  terucap
Tanpa berani melangkah






Bara
Tung Widut


Panas tiada tara
Lumat semua yang ada 
Hilang rata dengan hitam
Tangis tak bisa memadamkan
Rintih tak dapat mengusirnya


Kerika bara reda
Hanya renungan hampa yang tak bisa berbuat
Menyesal dan terpuruk 


Bata kegenbiraan dalam perayaan
Menemani malam pekat dengan hiruk pikuk tawa
Bergoyang seirama nada ceria

Aroma khas makanan surga
Tercium kala api menyulut 
Tetesan rasa yang mengepulkan  asap
Pemyedap hidangan spesial


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja