Kisah Sebuah Kunjungan Tung Widut

 Kisah Sebuah Kunjungan

Tung Widut




Segenap jari sebelah usia dulu 

Saat melintas jalanan sepi

Anatar dua kota melewati sebuah kerumunan kecil

Kota damai dengan bukit menghijau mengelilinginya


Saat becak berseliweran antara pejalan kaki

Berkeliaran di sekita terminal yang selalu sesak

Menunggu bus kuno dengan monyong depan

Sangat legendaris nama Jaya di sisinya


Hawa panas menyerang tanoa ampun

Peluh-peluh membasahi baju sederhana 

Tak perduli tetap diam menunggu bangku penuh

Teriak kondektur mencari penumpang 



Matahari hari sudah separoh

Semangatpun semakin membara untuk mencapai tujuan


Satu jalan berkelok naik turun antara bukit

Tak ada jalan lain yang mungkin membantunya

Kala  dari depan terdengar deru

Sang sopir melambatkan rodan

Menyapa para rumput liar ditepian tebing

Sambil memberi sang lawan  jalan melajutkan perjalanan


Matahari mulai merendah

Adan asar terdengan dari toa surau

Dengan terburu penumpang turun di perempatan

Memanggul sekantong beras dan sebungkus kain

Sebagai oleh-oleh sang tuan rumah


#ponorogo45tahunlalu





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja