Kabar dari Sahabat

 



Kabar dari Sahabat

Tung Widut



Siang hari yang terik

Panas menyiram rongga dahaga

Matahari membawa kabar 

Dari atas ruang rusunawa

Sahabat tercinta terkena



Saat berangkat kita bersama tentang merajut cerita

Tawa canda menghiasi  setiap langkah


Semangat sahabat

Kita hidup berpuluh tahun

Menghadapi terjalnya lara  bisa di tepis

Jangan menyerah

Pada covid yang hanya menggertak

Kita lawan sekuat tenaga

Dengan imun yang kita punya



Dia bisa menyebar

Tapi kita bisa memusnahkan

Jangan biarkan dramanya menguasai

Kita pasti bisa membasmi


Usir dia

Yang tak punya hati  

Membuat ulah yang bisa kalah

Viral 

kita tebas dengan akal


Hilangkan

Dari kehidupan dunia

Hanya kita yang mampu mengalahkanya


#Semangatnonon



Pagi Puasa
Tung Widut

Gelap masih terlihat di awang-awang
Titik bercahaya tenang  bercahaya
Menghiasi langit hitam
Tanpa angin hawa dingin terasa

Jalanan terpecah suara nyanyian sahur
Dengan tetabuhan sederhana bernada  indah
Kentongan bertalu nyanyian menderu
Membuka mata yang terlelap karena waktu

Bangun bangunlah
Makanan sahur siap di meja makan
Disajikan dengan penuh pertimbangan
Menambah energi seharian

Doa terucap dari bibir  iklas
Hanya ridho Allah harapan yang di dapat
Semoga fitri di dapat
Dalam hidup dan akherat

#23042021



Kopyah di Atas Sajadah

Tung Widut



Taraweh separo  menyembah Tuhan

Terdengar rangkaian pujian hanya padanya

Lirih ucapan hati mengikuti imam

Yang melantangkan ucapan pada makmumnya



Sajadah yang di gelar tak lagi sesuai aturan

Tak merapat karena pandemi melanda ramadhan ke 2

Menambah khusuk rukuk dan sujud

Diam tanpa menoleh canda di antara anak-anak



Kopyah yang tergelatak di sajadah rumah

Bukan tanda ingkar pada  pandaNya

Telah usang oleh jaman

Ditinggal mengajak yang sempurna menghadap

Yang kemarin di beli atas riski

Badan bersih rapi wangi

Sebagai wujud rasa hormat pada Ilahi

Yang memberi riski 


#gagalpuasa21april


Bulan Mengintip Surau
Tung Widut

Cakrawala hitam mewarna
Berhias beribu bintang yang menakjubkan
Berkedip bak berlian tersebar

Bulan sabit tersenyum ceria
Menikmati alam tanpa mendung sehelai
Terlihat lampu  bercahaya terang bersamanya
Menambah indah dunia

Suara memuja Tuhan bersahutan
Mengalun indah di malam Ramadhan
Sebagai pengiring bidadari malam
Bersujud dalam sab taraweh

Ini pertama di bulan suci
Remang bersama terang
Penyemangat hati mengiklaskan  diri
Dalam puasa berhari

#bulansabit20042021




Mata Tak Mau Terbuka
Tuk Widut

Alarm berkali membangunkan sang tuan
Berdering mendendangkan lagu semangat
Lagu kesayangan
Gawai terjaga seketika
Berjoget seirama

Dansa di mulai
Dengan teman sejawat bergandeng tangan berdendang
Bergembira dengan pemandangan pinggir sawah
Menyejukkan hati nan tersiksa

Terusik kebirisingan yang tak disukai
Hati mulai galau
Telinga mendengar musik aneh
Sang teman berhamburan tanpa alasan

Badan menggeliat
Mata yang sulit terbuka
Harus dengan rasa raga yang tak sempur
Mimpi pun pudar

Ternyata tarian bersama teman sebuah alunan alarm
Yang sengaja dipasang untuk membangunkan

Ditangkap sang telinga sebagai awal terbangunnya
Dari mimpi berfoya-foya
Kini nyawa perlahan merasuk raga
Mengusir khayalan tetanh sahur puasa

Sahurnhantuk18042021




Mengapa di Usia Tua

Tung Widut




Setengah abad sudah perjalanan hidup

Kesalahan demi kesalahan terlihat

Rada menyesal pun berjatuhan

Para hati tersakiti



Nilai hidup sudah berubah

Mata hati mulai terbelalak

Antara merah dan putih dalam nafas

Tapi apa boleh buat


Semua sudah berlalu

Tak mungkin terajud kembali walau hanya mengucap maaf

Hanya doa dan angan yang mungkin bertemu

Sebelum masa benar bersatu

 


Selintas Pandangan 
Tung Widut


Dulu
Dulu kala
Kala masih muda
Muda belia bermain cinta
Cinta yang hanya sebuah persinggahan  sementara

Sementara dan hanya sebuah cerita bualan
Bualan dari bibir yang iseng tak bertujuan
Tujuan merajut mahligai sempurna
Sempurna dalam kehidupan nyata

Nyata tak pernah berfikir tetang keseriusan
Keseriusan yang membawa sidang keluarga
Keluarga sungguh menerima rasa yang sebenarnya hanya biasa
Biasa para remaja yang mengumbar rayuan
Rayuan yang di terima mendalam
Mendalam sampai kesediaan
Kesediaan untuk menggambarkan cerita cinta
Cinta terputus terpenggal begitu saja

 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja