Hari Mengukir
Kesekian Kalinya
Tung Widut
Kegagalan sebuah tanda usaha belum sempurna
"Jangan berkecil hati" kata dari bibir bijak
Penghibur atau semangat
Tak tahulah
Kini roda berputar mencari penolong
Memilah dari hari yang biasa
Sedikit lega dengan telunjuk hati
Hafal letak mereka mencari rejeki
Mejajakan buah beraneka hati
Tak boleh kecewa
Ini puasa
Hari yang tak biasa untuk sepotong semangka di siang.
Hari yang tanpa sajian di meja makan
Masa ketiga pun datang
Langkah ragu diiringi keputusasaan
Pasrah kepada sang pencipta
Nafas dari gelembung mulai menghimpit
Hati semakin ciut
Angka semakin menaik
Mata tak mampu melirik
Berdetik mulai menurun
Sang dokter pun mengangguk
Teringat segelas semangka
Yang dengan ragu segera mengisi dalam raga
Hasilnyapun membuat lega
#juzsemangkasaatvaksin
Jingga Ramadhan
Tung Widut
Setahun sudah terkekang virus angkara
Berdiam berkaca siapa diri kita
Yang sebenarnya memberi jalan menuju bayangan
Sedekat apa raga dengan jiwa sebenarnya
Dalam istana sendiri
Menikmati keindahan dan kasih sayang
Terungkap utuh tanpa sekat
Jingga memberi tanda
Esok puasa tiba kedua kalinya
Sejak corona memporak porandakan ramadhan
Bersiap dalam keterbatasan
Sujudkan kesungguhan dihunian
Tak ada batas bersama Tuhan
Dengan bismilah diawal setiap perjalanan
Keiklasan penuhi jiwa
Amak akan dicatat para malaikat
Datangkan Rindu
Tung Widut
Cerita lama yang sudah lama pergi
Panggil kembali dengan alunan musik
Serentetan nafas bahagia yang dulu terangkai
Kini hadir kembali
Nada rindu setiap kali ada
Bila kembali di kenang
Tergambar wajah dengan senyum termanis
Hanya demi kekasih pujaan hati
Setiap sat siap hadirkan
Getar dalam dada
Hanya sangat nikmat bila mata terpejam
Meraba setiap detak kebahagiaan
Rindu yang terlambat
Baru terbuka saat mata terbelalak
Menilai kehidupan selama seperempat abad
Rindu datang hambar
Kebencian mengunci kenyataan
Terimalah rindu hanya sebuah rindu
Bersanding dengan penyesalan
#mas
Komentar
Posting Komentar