Puisi Kita

Masih Pagebluk Tung Widut Pagi semburat merah Kokok ayam sudah lelah Terdengar parau menyayat Timbulkan keraguan kaki melangkah Embun kering tersapu sinar mentari Hanya panas mulai menyengat tak henti Burung mulai bertengger di dahan kering Lapak yang sudah buka sejak dingin pagi Bangku-bangku sudah mulai penuh terisi Berjubel tak takut oleh pandemi Ingkarkan pagebluk Dari cerita mereka yang jauh di sana Di tempat para orang-orang lugu Yang hanya tahu mati karena Allah memanggil Untuk menghuni surga dari buah khikmadnya Menyanjung sang pencipta Segurat Wajah Tua Tung Widut Selalu membangunkan kokok ayam tak pernah ditinggalkan Mengucapkan selamat pagi mentari Terucap dari bibir penuh bijaksana Jalan menyusuri gang menuju gudang sang tuan Menderukan mesin mobil Sejauh ibu kota Sampai malam tiba Pulangg setelah matahari benar tenggelam di bawah bantal Selalu setia menunggunya Meja makan yang tanpa ...