Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Eksplanasi

 

Mengidentifikasi Informasi dalam Teks

Eksplanasi

KOMPETENSI DASAR

3.21 Menganalisis informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks ekplanasi berkaitan dengan bidang pekerjaan lisan dan tulis

4.21 Mengkonstruksi informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi berkaitan dengan bidang pekerjaan secara lisan dan tulis

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Memahami informasi berupa pengetahuan dan urutan kejadian dari yang didengar atau dibaca.

Tujuan Pembelajaran

Saat dan setelah pembelajaran siswa diharapkan mampu  menyebutkan dengan benar :

1.      Urutan kejadian dari yang didengar atau dibaca.

2.       Menyusun bagian-bagian pokok teks eksplanasi.

3.      Menyusun teks eksplanans

. Contoh Teks Eksplanasi Tsunami

 


Pernyataan Umum


Tsunami adalah istilah yang berasal dari bahasa Jepang, terdiri dari dua kata “tsu” dan “nami”, yang masing-masing berarti “pelabuhan” dan “gelombang”. Sedangkan, ilmuwan mengartikannya sebagai “gelombang pasang” (tidal wave) atau gelombang laut akibat gempa (seismic sea waves).

Tsunami adalah gelombang laut besar yang datang dengan cepat dan tiba-tiba menerjang kawasan pantai. Gelombang tersebut terbentuk akibat dari aktvitas gempa atau gunung merapi yang meletus di bawah laut. Besarnya gelombang tsunami menyebabkan banjir dan kerusakan ketika menghantam daratan pantai.

Analisis

Pembentukan tsunami terjadi saat dasar laut permukaannya naik turun di sepanjang patahan selama gempa berlangsung. Patahan tersebut mengakibatkan terganggunya keseimbangan air laut. Patahan yang besar akan menghasilkan tenaga gelombang yang besar pula. Beberapa saat setelah terjadi gempa, air lalu surut. Setelah surut, air laut kembali ke arah daratan dalam bentuk gelombang besar. Selain itu, pembentukan tsunami juga disebabkan oleh letusan gunung merapi di dasar lautan. Letusan tersebut menyebabkan tingginya pergerakan air laut atau perairan disekitarnya. Semakin besar tsunami, makin besar pula banjir atau kerusakan yang terjadi saat menghantam pantai.

Kecepatan gelombang tsunami lebih besar dari gelombang normal pada umumnya, yakni dapat melaju hingga 700 Km/Jam, hampir setara dengan laju pesawat terbang. Kecepatan tersebut akan menurun saat gelombang tsunami memasuki lautan dangkal, tetapi tinggi gelombang justru semakin bertambah. Tinggi gelombang tsunami umumnya 50 sampai 100 meter dan menyebar ke segala arah. Selain itu, ketinggian gelombang tsunami dipengaruhi juga oleh bentuk pantai dan kedalamannya. Gempa bumi di dasar lautan sangat berpotensi untuk menciptakan tsunami yang berbahaya bagi manusia.

Kesimpulan

Tsunami memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan terbesar terjadi saat tsunami tersebut menghantam permukiman penduduk sehingga menyeret apa saja yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita harus selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi bencana ini. Namun, kita tidak perlu terlalu khawatir karena tidak semua tsunami membentuk gelombang besar. Selain itu, tidak semua letusan gunung merapi atau gempa yang terjadi diikuti dengan tsunami.

 Teks eksplanasi merupakan sebuah teks yang berisi penjelasan atas sebuah kejadian yang berkaitan dengan alam, sosial, ilmiah, dan budaya.  

Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

  1. Struktur teks eksplanasi terdiri dari tiga bagian, yakni pernyataan umum, bagian analisis dan kesimpulan.
  2. Teks eksplanasi selalu membahas hal-hal yang bersifat nyata dan rasional.
  3. Hal-hal yang biasanya dibahas dalam teks eksplanasi adalah hal-hal yang bersifat umum.
  4. Menggunakan bahasa baku
  5. Tidak berisi informasi yang ambigu, sehingga tidak membuat pembaca bingung.

 

 

Struktur Teks Ekplanasi

 

Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya jenis teks lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut.
a. Identifkasi fenomena (phenomenon identifcation), mengidentifkasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya. Bagian ini disebut juga dengan pernyataan umum.
b. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa.
1) Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu.
2) Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.

 

Bagian ini disebut juga dengan deretan penjelas.
3) Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini disebut juga dengan iterpretasi.

 

 

  PERBEDAAN TEKS EKSPLANASI DENGAN TEKS PROSEDURAL

Teks prosedur adalah teks yang berisi tujuan dan langkah- langkah untuk melaksanakan suatu kegiatan sehingga kegiatan tersebut akan berhasil. Dengan teks prosedur diharapkan pembaca akan memahami dengan detail cara melakukan sesuatu. Dan diharapkan jika pembaca melakukan kegiatan tersebut, dia akan berhasil melakukannnya dengan hasil yang memuaskan. Contoh teks prosedur adalah teks dibacakan seorang chef yang mendemostrasikan bagaimana membuat makanan tertentu di acara tayangan televise.

 

Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan proses kejadian atau menjelaskan suatu keadaan. Teks eksplanasi menceritakan suatu fakta kejadian dan membahsnya secara ilmiah. Teks eksplanasi tidak ditujukan untuk mempengaruhi opini pembaca, melainkan hanya memberikan informasi. Contoh dari teks ini adalah teks tentang proses terjadinya pelangi, cara kerja mata dan sebagainya.

 

Kebakaran Hutan

 

       Kebakaran hutan adalah peristiwa di mana wilayah yang memiliki banyak tumbuhan lebat (pohon), semak belukar, paku-pakuan, rumput, dan lain-lain atau yang dikenal hutan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh aktifitas pembakaran secara besar-besaran. Kebakaran hutan merupakan suatu keadaan dimana hutan di landa api sehingga memberi dampak negatif maupun positif. Berdasarkan fakta yang ada dampak negatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi dari pada dampak positifnya.

 

        Faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan ada dua macam yaitu faktor alam dan faktor manusia. Kebakaran hutan yang terjadi karena faktor alam sering disebabkan oleh musim kemarau berkepanjangan, sambaran petir. dan aktifitas vulkanik yang biasanya mengeluarkan lahar dan awan panas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Kebakaran di bawah tanah (Ground Fire) juga termasuk faktor alam karena pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran diatas tanah pada saat musim kemarau ketika cuaca sedang panas-panasnya.

 

       Kebakaran hutan di Indonesia, hampir 95 persen kebakaran hutan di sebabkan oleh ulah manusia. Faktor manusia  sering kali dilakukan dengan unsur kesengajaan oleh manusia seperti kelalaian membuang putung rokok, membakar hutan dalam rangka pembukaan lahan, api unggun yang lupa dimatikan atau tidak benar-benar mati saat ditinggalkan, pembakaran sampah, dan berbagai kelalaian lainnya. Kebakaran jenis ini sering terjadi di hutan-hutan di gunung-gunung yang sering dikunjungi pecinta alam (pendaki gunung) di pulau Jawa seperti kebakaran hutan digunung sindoro pada september 2015.

 

Penjelasan:

 

1.      Paragraf pertama tersebut merupakan bagian identifikasi fenomena atau pernyataan umum.

2.      Paragraf kedua sampai dengan kelima merupakan bagian penggambaran rangkaian kejadian atau deretan penjelas.

3.      Paragraf keenam merupakan bagian ulasan atau iterpretasi.

 

. Menelaah Ciri Kebahasaan Teks Eksplanasi

Kaidah kebahasaan teks eksplanasi  antara lain sebagai berikut. 

a. Banyak menggunakan kata yang bermakna denotatif.

b.. Banyak menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis.

1) Konjungsi kausaltias, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.
2) Konjungsi koronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

 

c. Banyak menggunakan keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya.
Berikut contohnya.
Pada bulan keempat
, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelima rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orangtua dengan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian keriput pada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan terus menjadi sempurna dan siap dilahirkan.

 

d. Banyak menggunakan kata ganti benda, baik konkret ataupun abstrak, seperti demonstrasi, banjir, gerhana, embrio, kesenian daerah; dan bukan kata ganti orang, seperti ia, dia, mereka. Oleh karena objek yang dijelaskannya itu berupa fenomena, tidak berbentuk personal (nonhuman participation),

 

e. Banyak menggunakan kata kerja pasif. Seperti kata terlihat, terbagi, terwujud, terakhir, dimulai, ditimbun, dan dilahirkan.

 

fBanyak menggunakan kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang dibahasnya. Apabila topiknya tentang kelahiran, istilah-istilah biologi yang muncul. Demikian pula apabila topiknya tentang kesenian daerah, istilah-istilah budaya yang banyak digunakan. Apabila topiknya tentang fenomena kebaikan BBM, maka istilah ekonomi dan sosial yang akan banyak muncul.

 

4. Menulis Teks Eksplanasi Berdasarkan Struktur dan Kebahasaan

Hal penting yang perlu mendapat perhatian utama dalam menyusun teks eksplanasi adalah
bahwa teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena, baik
itu berkenaan dengan alam, budaya, ataupun sosial. Adapun pengembangannya bisa berpola
kronologis ataupun kausalitas.
Teks eksplanasi tergolong ke dalam genre faktual. Oleh karena itu, topik-topik yang dipilih haruslah berupa topik yang dapat memperluas wawasan ataupun pengetahuan pembacanya
tentang suatu proses. Adapun yang dimaksud dengan proses merupakan suatu urutan dari suatu
kejadian atau peristiwa. Paparannya harus berdasarkan fakta ataupun pendapat-pendapat yang
benar; bukan hasil imajinasi, rekaan, ataupun sesuatu yang bersifat fiktif.
Hal lain yang harus diperhatikan di dalam penulisan teks eksplanasi adalah hubungan
antarbagiannya yang berupa peristiwa. Pola hubungan antarperistiwa itu disusun dalam bentuk
kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan dengan konjungsi yang digunakannya
sebagai berikut.
a. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, lalu, bahkan, selanjutnya,
akhirnya.
b. Hubungan sebab akibat: sebab itu, oleh karena.
Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
3) Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas (Kosasih, 2014: 191)

Adapun langkah-langkah penyususannya adalah sebagai berikut.

a. Menentukan satu fenomena peristiwa alam atau sosial budaya

Misalnya, peristiwa alam gempa bumi

b. Mendafar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi teks eksplanasi
Contoh:
1) pengertian gempa bumi
2) proses terjadinya gempa bumi
3) akibat gempa bumi
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik
6) waktu terjadinya gempa
7) daerah yang terkena gempa

8) yang harus dilakukan untuk menghadapi gempa bumi

9) yang harus dilakukan saat terjadinya gempa

c. Menyusun kerangka teks, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan struktur baku dari teks ekspalanasi, yang paragraf-paragrafnya dapat disusun secara kausalitas atau kronologis.

 

Dalam tahap ini, dapat saja membuat topik yang kita anggap tidak sesuai atau menggantinya dengan topik yang lain.

 

 

Struktur Teks eksplanasi

Topik-Topik

1) Identifkasi fenomena

a) pengertian gempa bumi

b) daerah/tempat terjadinya gempa.

c) macam gempa bumi

2) Proses kejadian

a) proses terjadinya gempa tektonik
b) proses terjadinya gempa vulkanik
c) akibat gempa

3) Ulasan

a) simpulan waktu terjadinya gempa
b) tindakan persiapan menghadapi gempa
c) tindakan saat terjadi gempa

 

Adapun pengembangan paragrafnya, kita dapat menyusun kerangka seperti berikut.
Contoh:

 

1.         pengertian gempa bumi

 

2.         daerah/tempat terjadinya gempa.

 

3.         macam gempa bumi

 

4.         proses terjadinya gempa tektonik

 

5.         proses terjadinya gempa vulkanik

 

6.         akibat gempa

 

7.         simpulan waktu terjadinya gempa

 

8.         tindakan persiapan menghadapi gempa

 

9.         tindakan saat terjadi gempa.

 

d. Pengumpulan data

 

Dalam hal ini kita bisa melakukannya dengan membaca berbagai referensi, melakukan observasi, dan wawancara.

 

e. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh, dengan memperhatikan struktur bakunya: identifkasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Dalam tahap ini kita harus menjadikan topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas. Kita pun dapat saja membuat kalimat yang fungsinya sebagai pengikat, seperti konjungsi-konjungsi yang biasa digunakan dalam teks eksplanasi, sehingga kalimat-kalimat itu terjalin secara lebih kompak dan padu.

 

Sumber:

https://zuhriindonesia.blogspot.com/2018/08/materi-pembelajaran-teks-eksplanasi.html

https://zuhriindonesia.blogspot.com/2017/08/rpp-teks-eksplanasi-33-dan-43-kelas-xi.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/01/210132869/kaidah-kebahasaan-teks-eksplanasi?page=all

https://serupa.id/teks-eksplanasi-pengertian-ciri-struktur-pola-contoh-dsb/ 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja

Setangkai Mawar Kuning