Kebersamaan

 


Kerbersamaan  Istimewa

Tung Widut



Kala hari berhenti di satu warga

Kesempatan bersama telah terwujud

Dari sekian ratus hari terlewati sepi


Ini istimewa

Berkumpul bersama di satu meja

Menonton tivi dengan cengkerama

Bercerita tak ada ujung pangkalnya


Ini Istimewa

Ketika anggota keluarga lengkap tanpa   hampa

Menikmati makan malam pinggir jalan

Dibawah lampu temaram kota



Ini istimewa

Kala pergi bersama menikmati perjalanan

Ikut sang ayah ke kantor di saat malam



Ini istimewa

Ketika membeli Sepasang kaos kaki murahan

Memilih warna bersama saling  berpendapat



Ini istimewa

Kala sajadah digelar dengan tiga makmum di bekangnya

Huruf Allah terucap seretak dari bibir kedamaian



Dia yang Selalu Ada
Tung Widut

Hembusan nafas yang mulai menua
Satu demi satu kemesraan terjalin
Kebersamaan canda berbatas kasih sayang
Rengekan manja di sela derai tawa
Merindu kala saling jauh

Dua butir mituara
Mengkat kadih tak kan terlepas
Tak hanya ujaran saya yang  meluncur dari bibir
Pelukan selama hidup

Mencari ceria di balik semak kebajagiaan
Tumbuh subur pupuk  puisi cinta
Tanpa dia yang sangat kucinta
Rasa hampa dalam letupan kehidupan

#25052021




Keramaian yang Dirindukan

Tung Widut




Setiap cahaya matahari  menelisik hati

Kerinduan terpendam  sembunyi di balik berita wabah

Bergumam dalam kesunyian siang malam


Menyerah permasalahan sederhana

Menjadi pelik karena corona

Tak terlihat setitikpun dari mata


Tawa mereka terhalang masker memengapkan

Tak banya yang bisa disampaikan

Hanya sebuah kehati-hatian saling tak percaya

Kau atau aku yang membawa wabah



Urgen memaksa bertemu 

Menyatukan pikiran  hasil saling berjauhan

Ada hal yang hilang

Jadi permasalahan tak terpecahkan



Sebentar saja

Aturan prokes tetap dihalalkan

Agar pertemuan tak menuai bencana

Masalah tersisihkan jua


Tergoncang Wabah
Tung Widut

Dunia yang seharusnya tenang
Dalam rengkuhan mesra sang keluarga
Bercanda dalam satu ruang kegembiraan

Tak disangka
Goncangan membubarkan semua kemesraan
Berlarian  saling menjeritkan nama Allah
Memanggil nama orang tercinta
Tergopoh dengan tujuan sama
Ke luar rumah

Jantung berdetak kencang
Ketakutan tetiba meradang
Berdesir darah mengalir dengan kekhawatiran

Alam murka dengan getaran
Mengamuk wabah di setiap sudut kehidupan
Waspadalah ini sebuah tanda
Kita mawas diri dari segala indera

#21052021


Kobaran dalam Kegembiraan

Tung Widut



Hari ini

Saat senda gurau yang tersimpan

Meluap terungkap seuntai dengan lebaran

Tak hanya ungkapan hati berupa kata

Saling bersalaman cermin saling percaya




Sadarkah masih ditengah gelombang pandemi

Waspada kata yang utama

Ditanam di celah otak paling luas

Jangan bangga dengan kata vaksin



Ceita yang menderingkan gawai

Bukan menakuti hati yang sedang galau

Peringatan tentang warna hari ini

Hati-hati pandemi masih mengintai


Masa bukan jawaban pasti

Alunan gelombang panas menggelinding

Siap membakar  para lalai diri

Terbakar dan menyambar 



Tutuplah diri 

Amankan hati

Demi aman diri


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja