Biduk yang Hampir Tenggelam

Biduk Cinta yang Hampir Karam Tung Widut Kebersamaan meraih kebahagiaan Semu adanya saat corona menyusup tak terlihat Doa bukan satu-satunya senjata Tetap patuhi aturan kehidupan nyata Tak perlu menyalahkan Tujuan membahagiakan wujud cinta kasih bapak Yang ingin melihat buah hati bergembira Hanya sebuah kata terlena Lupa saat menikmati indahnya kebersamaan Hapus derai tawa yang sebulan lalu ada Kegalauan terdengar dari cerita yang sok rahasia Pelanndan perlahan mereka terkena Hanya doa yang sekarang ada Satu persatu rintihan mulai menderu Runtuh kekebalan yang tak percaya Hanya Allah yang bisa menyelamatkan Satu Persatu Tung Widut Wabah sudah tak tentu arah Dari sudut-sudut indah Menyerang dengan lembut tanpa rayuan Satu persatu merasakan Seluruh badan di kausainya Lulai pun melanda antara tulang Senyum menyerang menjema semangat Perangi dengan sadis corona yang semakin menumpuk cerita Jangan biar mereka meraja lela Semaunya liar menyeludupkan antara teman ...