BERKACA PADA LANGKAH SANG PENULIS

RESENSI BERKACA PADA LANGKAH SANG PENULIS https://lh6.googleusercontent.com/4RE-Gy5PLy2TTCliGLx-Lbkn0E8xdM7SsgisWnO4KnESZuU16u_yEPRVcm8u6GNVxDBjV_kVqTY4Sip0T2cRZZ2j3eNmVZTu_SQu8mRph15A4TxgTBctdIfdbrDVb6_vA47pa4P1fbe1aaJhzQY2Ohvyobp-uLQA Judul buku Judul : Menggerakkan Literasi Sekolah Mengangkat Martabat Siswa. Penulis : Hariyanto ISBN : 976-623-6196-12-0 Editor : Sri Sugiastuti Layout isi : Yasin Cahyo Ramadan Desain sampul : Ajhinata Bukuyang ini diterbitkan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan pada tahun 2021.Terdiri dari 104 halaman. Halaman v terdapat kata sambutan dari Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar, bapak Samsul Hadi, S.Pd., MT. Sambutan yang kedua oleh ketua PGRI Kota Blitar bapak Muhammad Azhari S.Pd. Kata pengantar berikutnya oleh Wijaya Kusuma, M.Pd atau yang kita kenal dengan Om Jay guru blogger Indonesia. Pada prakata disampaikan, buku ini dilahirkan karena keprihatinan penulis terhadap gejala baca di kalangan siswa. Dengan buku ini guru penulis menginginkan adanya perubahan gerakan literasi baca tulis di sekolah dasar beliau bertugas. Pada halaman ke-8 terdapat prolog sebuah puisi dari Patidusa tentang kisah berliterasi. Bab 1 dengan sub judul Literasi Indonesia. Menyampaikan pengertian-pengertian literasi. Asal kata literasi dan contoh kegiatan literasi pada abad 21. Yang intinya pengertian literasi merujuk kepada pembelajaran mengarahkan kemampuan membaca dan menulis untuk memahami suatu ide. Langkah implementasi dalam berliterasi secara ideal harus dilakukan atas kolaborasi kerjasama. Kerjasama lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru sebagai penggerak literasi sekolah harus mengingatkan membaca dan menulis sebagai literasi dasar. Pada bab yang ke-2 membahas tentang literasi baca tulis sebagai focus. Semula orang memahami literasi sebagai kegiatan melek aksara. Kemudian pemahaman ini berkembang, kegiatan membaca dan menulis sebuah kegiatan kemampuan berkomunikasi sosial di dalam masyarakat. Deklarasi Praha 2003 pengertian literasi sudah mulai berkembang yaitu berliterasi praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa. dan budaya. Kembali berkembang, litersi termasuk kemampuan mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan, digunakan untuk mengkomunikasikan informasi sebagai jalan mengatasi berbagai persoalan. Bab 3, ada peran guru yang strategis dalam gerakan literasi sekolah. Guru setiap hari berhadapan dengan siswa. Guru harus bisa menjadi pelopor literasi. Permasalahan yang timbul, guru sering tidak tidak menyadari pentingnya perannya di sekolah. Berliterasi di sekolah masih dalam tahap pembiasaan. Menumbuhkan minat baca tanpa sebuah tagihan. Ilustrasi gambar sampul buku, terlihat foto beberapa anak yang sedang membaca di teras sekolah. foto ini sebenarnya tidak berpengaruh terhadap isi dari buku, tapi lebih membantu apabila foto tersebut berasal dari siswa Indonesia. Karena yang dibicarakan pendidikan literasi di dalam negeri. Kelebihan buku ini ditinjau dari bahasa yang digunakan. Bahasa bahasa sederhana dan mudah dipahami. Mudah dipahami oleh guru maupun masyarakat umum dengan berbagai usia. . Kegiatan yang disampaikan, kegiatan yang standar tapi mempunyai inspirasi yang lebih dari sekedar yang disampaikan. Apabila dipraktekkan ke dalam gerakan literasi sekolah sangat sesuai di tingkat sekolah manapun. Mulai dari SD sampai dengan SMA. Seperti yang disampaikan pada bab 4. Merintis jalan sukses berliterasi memulai dari langkah yang paling sederhana. Membaca buku buku non materi pelajaran selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Untuk menghindari agar tidak bosan melakukan kegiatan literasi maka, perlu adanya pembagian jadwal. Misalkan hari Senin membaca kitab suci, Selasa sampai Kamis buku non pelajaran, Jumat menulis bisa juga bercerita. Sehingga siswa tidak merasa bosan dengan kegiatan yang begitu-begitu saja di awal pelajaran. Buku ini sangat baik dibaca untuk guru. Agar mempunyai keyakinan yang tinggi dalam melakukan kegiatan literasi di sekolah. Seperti diraikan pada bab 7. Selain berliterasi secara inovasi, juga disampaikan contoh-guruku yang sukses melakukan kegiatan literasi di sekolah. Pentingnya lagi, buku ini minim kekurangan. Yang ada hanya sebagai ciri khas dari penulis. Walaupun seorang guru SD metode yang disampaikan dalam literasi bisa digunakan untuk tingkat SMP maupun setingkat SMA. BIODATA Nama Tung Widut nama khusus yang disematkan untuk karya-karyanya. Nama asli Widwi Astuti seorang pengajar di SMK Negeri 2 Tulungagung. Beberapa antologi pentigraf, cerpen, puisi telah diikutinya dari berbagai grup menulis. Ada 8 buku tunggal dengan berupa puisi dan antologi cerpen. Mulai menulis pada tahun 2018 dan ingin selalu belajar menulis. Salam literasi,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lentera Kepiluan

Gadis Senja